kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.354.000   33.000   1,42%
  • USD/IDR 16.665   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.272   -2,63   -0,03%
  • KOMPAS100 1.147   -2,68   -0,23%
  • LQ45 828   0,00   0,00%
  • ISSI 290   -1,26   -0,43%
  • IDX30 434   0,97   0,22%
  • IDXHIDIV20 499   3,67   0,74%
  • IDX80 127   -0,55   -0,43%
  • IDXV30 136   -0,78   -0,57%
  • IDXQ30 138   0,41   0,30%

Belajar dari Brazil, Pertamina Siap Kembangkan Bioetanol E10 di 2026


Kamis, 23 Oktober 2025 / 17:24 WIB
Belajar dari Brazil, Pertamina Siap Kembangkan Bioetanol E10 di 2026
ILUSTRASI. Pengemudi Ojol melakukan pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax Green 95 di SPBU MT Haryono, Jakarta, Selasa (25/7/2023). PT Pertamina (Persero) menyatakan siap mendukung pengembangan bahan bakar nabati berbasis bioetanol di Indonesia. Ini sejalan dengan target pemerintah untuk menerapkan campuran etanol 10% (E10) pada 2026. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) menyatakan siap mendukung pengembangan bahan bakar nabati berbasis bioetanol di Indonesia. Ini sejalan dengan target pemerintah untuk menerapkan campuran etanol 10% (E10) pada 2026.

Komitmen ini disampaikan dalam Brazil–Indonesia Business Forum 2025 yang digelar oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama APEX Brazil (Brazilian Trade and Investment Promotion Agency), bertepatan dengan kunjungan kenegaraan Yang Mulia Luiz Inácio Lula da Silva, Presiden Republik Federasi Brasil. 

Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina Agung Wicaksono menjelaskan, pengembangan bioetanol akan menjadi bagian dari strategi pertumbuhan ganda atau dual growth strategy Pertamina. Strategi ini menyeimbangkan bisnis energi fosil dengan ekspansi ke energi rendah karbon.

Dual growth strategy Pertamina sejalan dengan double track strategy milik Petrobras di Brazil. Artinya, pengembangan bisnis rendah karbon harus berjalan beriringan dengan bisnis eksisting,” ujar Agung dalam forum, Kamis (23/10/2025).

Baca Juga: Kurangi Impor Bensin, Bahlil Targetkan Bahan Bakar Campur Etanol 10% pada 2027

Pertamina telah menjalankan program biodiesel sejak lama, dimulai dari B2,5 hingga kini mencapai B40. Program tersebut, menurut Agung, telah menghemat devisa lebih dari US$ 40 miliar sejak 2020 dan membuka banyak lapangan kerja di sektor hulu sawit.

“Dengan penerapan B20, kita sudah tidak impor lagi solar. Selanjutnya B50 menjadi target berikutnya sesuai arahan pemerintah,” kata dia.

Selain biodiesel, Pertamina juga mengembangkan Pertamax Green 95, bensin yang mengandung 5% bioetanol. Produk ini kini tersedia di 163 SPBU dan disebut memberikan performa mesin yang lebih baik.

Terkait itu, Agung bilang Pertamina belajar dari kesuksesan Brazil dalam memanfaatkan tebu sebagai bahan baku bioetanol.

“Brazil bukan negara biasa, mereka sudah menjadikan etanol sebagai bahan bakar utama dan berhasil menjaga kelestarian hutan Amazon,” katanya.

Baca Juga: Zulhas: BBM Campuran Etanol 10% Wajib Mulai Tahun Depan

Pertamina menilai pengembangan bioetanol di Indonesia akan memberi manfaat ganda, yakni memperkuat kemandirian energi sekaligus mendukung transisi menuju ekonomi hijau.

“Secara ekonomi menguntungkan, secara teknis teruji, dan secara ekologis berdampak baik,” ujarnya.

Pertemuan antara delegasi Indonesia dan Brazil dalam forum tersebut juga disebut menjadi langkah awal untuk memperkuat kolaborasi kedua negara di sektor energi terbarukan. Pertamina akan melanjutkan eksplorasi kerja sama dalam ajang Conference of the Parties (COP30) yang akan digelar di Belem, Brazil, bulan depan. 

Selanjutnya: ASUS Optimis Capai Penjualan 1 Juta Laptop Tahun Ini,Realisasi 70% hingga Kuartal III

Menarik Dibaca: 8 Rahasia Desainer Membuat Kamar Tidur Kecil Terasa Mewah dan Lapang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×