Reporter: Leni Wandira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi e-commerce mencapai Rp 44,4 triliun pada Juli 2025, meningkat 6,41% secara tahunan atau YoY dan tumbuh 2,32% dibanding bulan sebelumnya month-to-month.
Kenaikan ini menunjukkan sektor e-commerce masih menjadi salah satu motor pertumbuhan konsumsi digital di Indonesia, meski tantangan ke depan dinilai tidak ringan.
Sekretaris Jenderal Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Budi Primawan, mengatakan bahwa pertumbuhan tersebut didorong oleh kombinasi faktor konsumen dan strategi platform.
“Dari sisi konsumen, adopsi digital makin luas, tren belanja lewat aplikasi mobile dan social commerce semakin dominan," ujar Budi kepada KONTAN, Jumat (22/8/2025).
Sedangkan, dari sisi platform, strategi promo bundling, free shipping, hingga ekspansi ke kebutuhan sehari-hari menjaga minat belanja tetap tinggi. Momentum musiman seperti liburan sekolah juga memberi katalis tambahan.
Baca Juga: Bank Indonesia Catat Transaksi E-Commerce Naik, Raih Rp 44,4 Triliun per Juli 2025
Menanggapi rencana penerapan pajak e-commerce, Budi menilai kebijakan tersebut belum tentu menjadi hambatan langsung bagi pertumbuhan.
“Dampaknya belum bisa dipastikan sepenuhnya. Namun kemungkinan besar, platform akan melakukan penyesuaian strategi harga maupun efisiensi operasional. Intinya, industri akan tetap menjaga daya saing layanan kepada konsumen,” jelasnya.
Meski prospek masih positif, industri e-commerce tahun ini tetap menghadapi sejumlah tantangan. Logistik masih menjadi isu besar, khususnya dalam pemerataan layanan di luar Jawa yang terkendala biaya dan infrastruktur.
Selain itu, meskipun penetrasi pembayaran digital terus meningkat, porsi cash on delivery (COD) masih relatif tinggi.
Baca Juga: Transaksi E-Commerce Diramal Tak Capai Target Imbas Daya Beli Melemah
“Edukasi konsumen dan perluasan inklusi finansial tetap krusial. Ditambah lagi, daya beli masyarakat yang terpengaruh dinamika ekonomi global menjadi faktor eksternal yang harus diantisipasi,” kata Budi.
Proyeksi Hingga Akhir Tahun
idEA memperkirakan transaksi e-commerce hingga akhir 2025 masih akan mencatat pertumbuhan positif, meski ada potensi perlambatan di semester II. Tekanan eksternal seperti inflasi dan kenaikan harga kebutuhan pokok bisa menahan laju konsumsi.
“Namun momen belanja besar seperti Harbolnas Desember diperkirakan akan menjadi katalis utama menjaga momentum. Secara tahunan, nilai transaksi e-commerce kemungkinan bisa tumbuh di kisaran 5–7% dibanding 2024,” pungkas Budi.
Baca Juga: Alasan di Balik Langkah Platform E-commerce Pungut Biaya Pemrosesan Order
Selanjutnya: CEO Nvidia Jensen Huang Kunjungi TSMC di Tengah Ketegangan AS–China Soal Chip AI
Menarik Dibaca: Perayaan 50 Tahun, Polytron Hadirkan Fun Run hingga Konser Musik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News