kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,28   -14,21   -1.54%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Benarkah ini saatnya borong barang di marketplace China?


Rabu, 07 Agustus 2019 / 09:27 WIB
Benarkah ini saatnya borong barang di marketplace China?


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak Senin (5/8) lalu, nilai tukar mata uang yuan masih melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Pelemahan yuan juga terjadi saat berhadapan dengan rupiah.

Baca Juga: Yuan "melemahkan diri" terhadap dollar, bagaimana posisi yuan versus rupiah?

Saat mata uang China ini tak berdaya, apakah ini saat yang tepat untuk memborong barang-barang di marketplace China? Sebab, jika dikonversikan ke dalam rupiah, tentu harga barang di China akan lebih murah.

Satu catatan bagi Anda yang ingin memborong barang-barang dari marketplace China, perhatikan mata uang yang ditransaksikan di situs terkait. Jika menggunakan mata uang dollar, tentu ini bukan saat yang tepat untuk memborong. Sebaiknya pilih situs yang menawarkan barang dengan mata uang yuan. Pasalnya, nilai tukar rupiah saat ini mencatatkan pelemahan terhadap dollar AS.

Di Indonesia, ada sejumlah marketplace asal China yang sangat terkenal. Beberapa di antaranya adalah Alibaba, Aliexpress, dan Taobao. Namun, agar tidak buntung, mari kita kulik satu per satu marketplace ini.

- Alibaba

Alibaba merupakan salah satu perusahaan multinasional berbasis di China yang didirikan pada tahun 1999 silam oleh Jack Ma. Alibaba saat ini sudah menjelma menjadi sebuah perusahaan besar yang sudah menghasilkan jutaan dollar meski memulai bisnisnya dari penjualan dan pembelian secara Business to business (B2B).

Baca Juga: Pendapatan Alibaba pada periode Januari-Maret 2019 naik melebihi ekspektasi

Lama kelamaan, bisnis Alibaba semakin berkembang menjadi Business to Custumer (B2C), Customer to Customer (C2C), Cloud Computing, hingga jasa pembayaran. Mengutip Reuters, Alibaba melaporkan pendapatan grup sebesar CNY 93,50 miliar (US$ 13,6 miliar) pada periode Januari-Maret 2019, naik 51% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Capaian pendapatan ini mengalahkan proyeksi yang sebesar CNY 91,56 miliar, menurut data IBES dari Refinitif.

Nah, situs jual beli online ini bertaraf internasional. Alhasil, barang yang ditransaksikan menggunakan mata uang dollar AS (US$).

- AliExpress

Dilihat dari namanya, kita bisa mngetahui bahwa Aliexpress memiliki hubungan darah dengan Alibaba. Ya, AliExpress merupakan pengecer online besar yang dimiliki oleh Grup Alibaba.

AliExpess merupakan merupakan pasar online Alibaba yang ditujukan untuk pembeli internasional. Di marketplace ini, kita bisa menemukan barang apapun. Kendati demikian, AliExpress hanya berfungsi sebagai wadah bagi penjual untuk menjualkan barang mereka ke customer.

Sama halnya dengan Alibaba yang menyasar pasar internasional, transaksi di situs ini menggunakan mata uang dollar AS.

Baca Juga: Alibaba Group raih US$ 10 miliar pada satu jam pertama 11.11 global shopping festival

- Taobao

Taobao merupakan situs berbelanja yang berbahasa mandarin, yang mempunyai fungsi mirip dengan eBay, Rakuten, dan Amazon.Lagi-lagi, situs ini didirikan oleh Alibaba Group pada Mei 2003. Pada Juni 2011, CEO Alibaba Jack Ma menyatakan bahwa Taobao akan dibagi menjadi 3 perusahaan berbeda, yaitu: eTao, Taobao Mall, dan Taobao Marketplace.

Dalam Taobao Marketplace, penjual dapat memostingkan barang baru maupun bekas untuk dijual baik dengan sistem harga tetap maupun sistem lelang. Mayoritas barang yang dijual di Taobao merupakan barang baru dengan harga tetap, sementara penjualan barang dengan sistem lelang terjadi dalam presentase kecil disini.
Pada Taoabo, pembeli juga dapat mengakses latar belakang penjual yang tersedia, termasuk rating, komentar, dan komplain.

Nah, harga barang di situs ini menggunakan mata uang yuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×