Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Berdikari masih menunggu persetujuan impor indukan ayam (Grand Parent Stok) dari Kementerian Pertanian (Kemtan) sebesar 36.000 ekor. Ini merupakan pengajuan impor kedua di tahun ini.
Direktur Utama PT Berdikari Eko Taufik Wibowo mengatakan, tahun ini mereka mengajukan impor indukan sebanyak 72.000 ekor ke Kemtan. Dia bilang, Berdikari sudah merealisasikan impor indukan sebanyak 36.000 ekor.
Menurutnya, untuk impor tahap kedua ini akan dilakukan untuk mengisi kandang Tasik maupun Pasuruan. Mereka bahkan sudah mengajukan izin dari dinas kabupaten maupun provinsi sejak mei. Mereka juga sudah mengajukan izin lewat sistem Online Kemtan.
Sayangnya, menurut Eko, pengajuan tersebut sudah dilakukan hampir 1 bulan. Namun, sampai saat ini izin impor tak kunjung diberikan.
Eko bilabg, bila izin ini tak diberikan akan bisa mempengaruhi perencanaan bisnis Berdikari. "Sudah jelas akan mempengaruhi produksi karena GP-nya terlamabat," ujar Eko kepada Kontan.co.id, Senin (6/8).
Eko mengaku tak mengetahui alasan mengapa persetujuan impor tak kunjung diberikan. Pasalnya, menurutnya semua persyaratan sudah dilengkapi. Dia pun mengatakan, Berdikari tak menghadapi kendala dalam mendapatkan persetujuan impor sebelumnya.
Eko pun menambahkan, Berdikari memiliki 6 flock dengan total kapasitas 108.000 ekor D Line. "Hingga Juli 2018, flock pertama sudah berumur 21-22 Minggu dengan pencapaian performa baik dengan perkiraan produksi awal Oktober 2018 dan akan meningkat sampai dengan pertengahan tahun 2019," ujar Eko.
Eko menjelaskan, bila nantinya Berdikari telah mendapatkan persetujuan impor, pihaknya akan melakukan kerja sama dengan peternak mandiri non GP yang berada di Kabupaten Pati yang difasilitasi oleh Pemda. Menurutnya, jumlah peternak di wilayah tersebut sekitar 1 juta orang dan kesulitan untuk mendapatkan akses dalam pembelian sumber DOC Parent Stock (PS) dan DOC Final Stock (FS).
Berdikari pun berencana membangun kandang GP, PS dan FS sendiri dengan memanfaatkan lahan Berdikari di daerah Sidrap Sulawesi Sekatan. Selain untuk menjamin ketersediaan sumber DOC, ini pun menjadi peluang untuk menyasar pasar di wilayah Indonesia bagian Barat.
Tak hanya itu, dia bilang Berdikari akan bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan GP dan PS yang memiliki populasi kecil serta memiliki performance yang kurang baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News