kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bergabungnya EMI ke PLN berpotensi mempercepat target dekarbonisasi


Senin, 01 November 2021 / 15:26 WIB
Bergabungnya EMI ke PLN berpotensi mempercepat target dekarbonisasi
ILUSTRASI. PT PLN (Persero)


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bergabungnya PT Energy Management Indonesia ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dinilai bakal memperkuat transformasi energi bersih sekaligus mengakselerasi ekonomi hijau Indonesia menuju target Carbon Neutral 2060. Asal tahu saja, PLN  menargetkan dekarbonisasi sebesar 117 juta ton CO2 sampai 2025.

Wakil Menteri BUMN I Pahala N. Mansury optimistis bergabungnya PT EMI ke dalam manajemen PLN akan memberikan dampak positif, khususnya terkait upaya percepatan dekarbonisasi. "Kehadiran PT EMI akan mendukung percepatan dekarbonisasi," ujar Pahala dalam keterangan resmi, Senin (1/11).

Pahala melanjutkan, komitmen menghadirkan ekonomi hijau diharapkan dapat mengakselerasi kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat, sekaligus mengurangi risiko kerusakan lingkungan secara signifikan.

Pahala menambahkan, demi mendorong ekonomi hijau, PLN menyiapkan setiap proyek-proyek pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT). Adapun, bergabungnya PT EMI sebagai anak usaha PLN maka ada empat sasaran utama. Pertama, sinergi internal antara PT Energi Management Indonesia dengan PLN. Kedua, peningkatan kapasitas dan kapabilitas dalam penyediaan layanan.

Ketiga, ekspansi bisnis konservasi ke pasar eksternal. Keempat, penciptaan nilai di keseluruhan ekosistem energi nasional. "Diharapkan, kehadiran PT EMI bisa membantu PLN dalam mengarahkan para pelanggannya untuk lebih efisien dalam menggunakan yang lebih bersih dan hijau," kata Pahala.

Selain mendukung target dekarbonisasi sebesar 117 juta ton CO2 sampai 2025, kehadiran PT EMI juga akan berkontribusi melakukan dekarbonisasi sebesar 3,29 juta ton CO2 melalui proyek PLN. Tak hanya itu, EMI juga akan berperan dalam dekarboksilasi 4,19 juta ton CO2 di luar PLN.

Baca Juga: PLN memperoleh efisiensi Rp 26 triliun dari renegosiasi kontrak pembangkit dengan IPP

Pahala menjelaskan, masuknya PT EMI menjadi keluarga besar PLN juga bukan kebetulan di saat Indonesia akan mengikuti Glasgow Climate Change Conference (COP26) di Glasgow, Skotlandia, Inggris Raya pada awal November 2021.

Sekedar informasi, COP adalah forum tingkat tinggi tahunan bagi 197 negara untuk membicarakan perubahan iklim dan bagaimana negara-negara di dunia berencana untuk menanggulanginya. Semangat peleburan PT EMI ke tubuh PLN pun diyakini kian memperkuat komitmen dan ambisi Indonesia dalam mengendalikan perubahan iklim dengan menahan kenaikan suhu bumi di bawah 1,5 derajat Celcius.

Pahala mengungkapkan, bergabungnya EMI ke PLN juga menjadi salah satu upaya mendukung pengembangan energi bersih di sektor kelistrikan.

Terpisah, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan bergabungnya PT EMI sebagai bagian PLN merupakan langkah yang tepat. "Penggabungan ini juga diharapkan bisa membuat efisiensi dalam kedua perusahaan tersebut. Hal ini bisa terjadi dikarenakan bisnis EMI dan PLN bersinggungan dan mempunyai keterkaitan satu dengan yang lain," ujarnya.

Menurut Mamit,  melalui penggabungan ini, rencana kerja antara PT EMI dan PLN bisa dilakukan sesuai dengan tujuan bersama. Sebagai perusahaan jasa energi (ESCo/Energy Service Company), maka target pemerintah untuk mencapai net zero emission di 2060 bisa terlaksana.

Apalagi, rencana dalam RUPTL 2021-2030 yang mana porsi pembangkit EBT sebesar 51,6 persen bisa tercapai dengan penggabungan ini. "Keberadaan EMI di tengah rencana pemberlakukan pajak carbon dipastikan sangat diperlukan bagi PLN ke depan karena di sinilah kemampuan EMI dalam memanagement energi hijau milik PLN," pungkasnya.

Selanjutnya: Renegosiasi kontrak pembangkit dengan IPP, PLN memperoleh efisiensi Rp 26 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×