Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Infrastructure (PPIN) fokus kumpulkan portofolio bisnis. Adapun hal tersebut bertujuan untuk bisa menjadi perusahaan terbuka yang akan mulai disiapkan 2021 mendatang.
Didik Mardianto, Direktur Utama PPIN menyebutkan bahwa perusahaan baru dibentuk dua tahun yang lalu, yakni 2017. Adapun pada awal pembentukannya diharapkan PPIN sebagai kendaraan usaha investasi PT PP Tbk.
Baca Juga: PTPP mengajukan diri jadi pemrakarsa Tol Malang-Kepanjen
"Hanya saja karena kami dilahirkan sebagai anak usaha yang juga harus menghasilkan pendapatan, kami buat portofolio lain," ujarnya kepada kontan.co.id di kantornya, PP Plaza, Jakarta, Kamis (3/10).
Dari sana, sebagai permulaan terbentuk embrio Metro Capsule yang dikembangkan bersama asing menggunakan teknologi Eropa. Menurutnya, dengan begitu akan menjadi LRT yang paling murah. Bahkan, pihaknya juga berencana inisiasi dua lokasi trayek. Sayangnya, ia masih enggan membeberkannya.
Adapun, untuk pengembangan LRT pihaknya bekerja sama dengan partner dari Eropa. "Saat ini prosesnya sedang penyelarasan teknologi eksisting milik PP dengan milik partner," ungkapnya.
Selain itu, portofolio lain yang dimiliki PPIN yakni SPAM (Sistim Pola Air Minum) yang menjadi fokus utama perusahaan. Didik menjelaskan bisnis SPAM dijadikan inti usaha lantaran air merupakan kebutuhan sehingga secara prospek bisnis sangat baik ke depannya.
Kemudian, PPIN juga memiliki bisnis telekomunikasi yaitu fiber optic. Bahkan, saat ini pihaknya juga telah memiliki 3 klien yang mana salah satunya dari Excelcomindo. "Juga kami dalam tahap penjajakan dengan Telkomsel," tuturnya.
Baca Juga: Masih negosiasi, PTPP siapkan Rp 800 miliar untuk akuisisi Krakatau Tirta Industri
Terbaru, anak usaha PT PP Tbk ini juga baru mendapatkan proyek dari PGN untuk pembangunan 500.000 jaringan gas yang akan tersebar di Pulau Jawa. Dari sana, Didik bilang pihaknya sedang mengupayakan terobosan menjadi bisnis suprastruktur dengan menggabungkan ketiga sektor tersebut.
Tak puas dengan empat sektor tersebut, ia mengungkapkan pihaknya juga sedang dalam penjajakan dengan beberapa perusahaan swasta untuk masuk dalam bisnis kawasan industri dan pelabuhan. Hanya saja, untuk realisasinya Didik berharap sudah bisa mulai di tahun depan. "Tahun ini penjajakan dulu dan pengembangan bisnis air dan telekomunikasi," ujarnya.