kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Bertekad raih laba di 2021, Lionmesh Prima (LMSH) berharap pada penjualan domestik


Rabu, 26 Mei 2021 / 13:28 WIB
Bertekad raih laba di 2021, Lionmesh Prima (LMSH) berharap pada penjualan domestik
ILUSTRASI. perusahaan produsen kawat baja PT Lionmesh Prima Tbk LMSH


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen jaring baja tulangan, PT Lionmesh Prima Tbk (LMSH) yakin kinerja bisnisnya akan meningkat pada tahun 2021. Hal ini didukung oleh tren harga baja global yang sedang dalam tren menguat.

Sebelumnya, LMSH membukukan penurunan penjualan neto sebesar 29,79% (yoy) menjadi Rp 124,81 miliar pada tahun 2020. Di saat yang sama, rugi neto LSMH turun 55,81% (yoy) menjadi Rp 8,06 miliar.

Direktur Utama LMSH Lawer Supendi mengatakan, memasuki tahun 2021, pihaknya menargetkan penjualan neto sebesar Rp 230,71 miliar atau hampir tumbuh dua kali lipat dibandingkan realisasi di tahun lalu. LMSH juga membidik perolehan laba neto sebanyak Rp 9,29 miliar di tahun ini.

Dari segi operasional, LSMH mengincar volume penjualan baja sebesar 16.750 ton pada tahun 2021 atau lebih tinggi dibandingkan capaian di tahun sebelumnya sebesar 14.860 ton.

Optimisme manajemen LMSH didukung oleh kenaikan harga baja di pasar global sejak bulan September 2021 yang masih berlanjut hingga kini seiring membaiknya perekonomian China dan Amerika Serikat (AS). 

Baca Juga: Penjualan terkikis, rugi Lionmesh Prima (LMSH) justru susut

“Kami yakin harga baja akan tetap kuat di bulan-bulan selanjutnya,” ujar Lawer dalam paparan publik insidentil secara virtual, Selasa (25/5).

Ia menjelaskan, untuk menentukan harga penjualan berbagai produk jaringan baja tulangan, LMSH biasanya melakukan perbandingan dengan harga bahan baku yang digunakan sekaligus produk subtitusinya.

Di tengah naiknya harga baja global, manajemen LSMH memastikan tidak mengalami kendala pasokan bahan baku (raw material). Sebab, LMSH memiliki empat supplier bahan baku yang tersebar di Jakarta, Surabaya, dan Sulawesi.

“Kami selalu melakukan efisiensi di segala lini, menjaga stok bahan baku, dan memastikan arus kas terus terjaga,” imbuh dia.

Lawer menyebut, 95% produk LMSH ditujukan untuk sektor konstruksi. Alhasil, perusahaan ini akan diuntungkan oleh maraknya kembali proyek-proyek infrastruktur di dalam negeri saat masa pandemi Covid-19. 

Adanya berbagai stimulus di sektor properti juga akan menguntungkan LMSH mengingat permintaan jaring baja akan meningkat seiring gencarnya pengembang menggarap proyek properti.

Baca Juga: Saham Lionmesh Prima (LMSH) sempat naik tinggi, begini penjelasan manajemen

 

Lebih lanjut, LMSH pun selalu memprioritaskan penjualannya ke pasar domestik, terutama di Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, serta sebagian kecil di Indonesia Timur dan Sumatra bagian selatan.

LMSH hanya melakukan penjualan ekspor secara insidentil. Dalam hal ini, ekspor hanya akan dilakukan oleh perusahaan tersebut apabila ada permintaan yang datang.

Lawer tidak mengungkapkan besaran capital expenditure (capex) atau belanja modal LMSH di tahun 2021. Yang terang, manajemen LMSH tidak muluk-muluk dalam membelanjakan anggaran di tahun ini. Fokus perusahaan ini lebih dititikberatkan pada perbaikan mesin-mesin produksi.

Sekadar catatan, di tahun lalu LMSH tidak menyediakan capex dan lebih memilih fokus untuk memonitor arus kas secara ketat supaya likuiditas keuangan perusahaan tetap lancar.

Selanjutnya: Simak kinerja Akasha Wira International (ADES) di tahun 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×