kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.804   66,00   0,39%
  • IDX 6.254   286,04   4,79%
  • KOMPAS100 892   48,19   5,71%
  • LQ45 707   37,74   5,64%
  • ISSI 193   7,28   3,92%
  • IDX30 373   19,75   5,60%
  • IDXHIDIV20 451   19,32   4,47%
  • IDX80 101   5,64   5,89%
  • IDXV30 106   4,60   4,54%
  • IDXQ30 123   5,40   4,59%

BGR & Brebes berbenah cegah lonjakan harga bawang


Kamis, 13 Oktober 2016 / 12:34 WIB
BGR & Brebes berbenah cegah lonjakan harga bawang


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. PT Bhanda Ghara Reksa (BGR) telah menandatangani nota kesepahaman dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes terkait pengelolaan distribusi bawang merah, Rabu (12/10). Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama BGR, R. Ruli Adi, dan Bupati Brebes, Idza Priyanti.

Perusahaan milik negara itu bersama Pemkab Brebes bersinergi dengan pelat merah lain, seperti PT Sang Hyang Seri (Persero) dan mitra lainnya. Tujuannya, melakukan pilot project skema rantai pasok bawang merah di tingkat petani dan konsumen. Yakni dengan menjaga kestabilan pasokan bawang merah di pasar.

Dengan demikian, hal ini lebih menguntungkan petani dan konsumen. “Ini merupakan tindak lanjut atas amanah Presiden (Joko Widodo) untuk melakukan stabilisasi pasokan dan harga bawang merah,” ujar Ruli berdasarkan keterangan tertulis yang diterima KONTAN, Kamis (13/10).

Salah satu langkah yang dilakukan oleh BGR dan Pemkab Brebes untuk mewujudkan hal tersebut yakni dengan mendayagunakan fungsi Sub Terminal Agribisnis (STA) Desa Larangan Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes yang berada di bawah naungan Pemkab Brebes.

Lebih lanjut, Ruli mengungkapkan bahwa STA dalam kegiatan ini akan ditingkatkan efektifitas fungsi penyimpanannya, sehingga stok dan kualitas bawang merah terjaga kesediannya. “Perbaikan fungsi distribusi juga akan dilakukan sehingga biaya transportasi lebih efisien,” terangnya.

Selain itu, BGR juga akan memfasilitasi jasa resi gudang, sehingga petani akan mendapatkan keuntungan saat melakukan panen nantinya. Perseroan juga akan melakukan pelatihan tentang sistem manajemen berbasis teknologi informasi, serta penyediaan sistem transportasi berbasis teknologi. “Nantinya STA Larangan dapat menjadi model sub terminal di daerah-daerah lainnya,” tutup Ruli.

Sebagai informasi, BGR merupakan badan usaha milik negara (BUMN) penyedia jasa logistik terintegrasi yang didukung dengan infrastruktur hampir di seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah cabang sebanyak 24 cabang, sistem teknologi informasi serta SDM yang profesional. BGR sudah mengelola sekitar 600 gudang dengan luasan sekitar 1 juta meter persegi yang tersebar di seluruh Indonesia. Hingga akhir 2016, BGR juga memiliki 500 armada angkutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×