kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.305.000   42.000   1,86%
  • USD/IDR 16.653   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.164   -20,19   -0,25%
  • KOMPAS100 1.136   -7,73   -0,68%
  • LQ45 832   -5,41   -0,65%
  • ISSI 282   -1,61   -0,57%
  • IDX30 437   -3,69   -0,84%
  • IDXHIDIV20 503   -5,62   -1,10%
  • IDX80 128   -0,88   -0,68%
  • IDXV30 136   -1,98   -1,44%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%

Bio Farma Kembali Pimpin DCVMN, Perkuat Jejaring Produsen Vaksin Negara Berkembang


Jumat, 31 Oktober 2025 / 13:15 WIB
Bio Farma Kembali Pimpin DCVMN, Perkuat Jejaring Produsen Vaksin Negara Berkembang
ILUSTRASI. Wakil menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono (tiga dari kiri) saat memukul gong dalam pembukaan 26th Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN) di Denpasar, Rabu (29/10/2025)


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

​KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia kembali menorehkan prestasi di kancah global bidang kesehatan.

Dalam ajang Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN) Annual General Meeting (AGM) ke-26 yang digelar di Bali, perwakilan Bio Farma, Iin Susanti, resmi terpilih sebagai Board Chair DCVMN periode 2026–2029.

Iin Susanti, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Human Capital Bio Farma, menjadi perwakilan ketiga dari Indonesia yang menempati posisi strategis tersebut, setelah sebelumnya dipegang oleh Mahendra Suhardono dan Adriansjah Azhari.

Baca Juga: Bio Farma Dorong Model Bisnis Berkelanjutan di Industri Vaksin Global

Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya menyampaikan apresiasi atas terpilihnya Iin. Ia menilai, keterwakilan Bio Farma di jajaran Board DCVMN merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk berkontribusi lebih luas dalam arah pengembangan dan kebijakan vaksin global.

“Dengan adanya keterwakilan Board Member dari Bio Farma, ini menjadi kesempatan untuk ikut memengaruhi policy atau kebijakan yang diambil dalam jejaring produsen vaksin negara berkembang,” ujar Shadiq dalam keterangannya Kamis (30/10/2025).

Shadiq menambahkan, posisi Board Chair DCVMN dari Indonesia sebelumnya juga dipegang oleh dua tokoh penting Bio Farma, yakni Mahendra Suhardono, yang kala itu menjabat sebagai Direktur Pemasaran, dan Adriansjah Azhari, Kepala Indonesia Health Institute sekaligus pengawas mutu Bio Farma.

“Kami berharap, dengan terpilihnya Iin Susanti, Indonesia dapat semakin memperluas kolaborasi dan pertukaran informasi dengan negara-negara lain, terutama dalam riset, pengembangan, dan distribusi vaksin,” tambah Shadiq.

Baca Juga: Bio Farma Perkuat Kiprah Global, Perluas Ekspor Vaksin ke 150 Negara

Menurutnya, keterlibatan aktif Bio Farma dalam DCVMN juga membuka peluang kerja sama teknologi baru untuk pengembangan vaksin yang lebih cepat, terjangkau, dan berkeadilan.

DCVMN merupakan jejaring global yang beranggotakan lebih dari 40 produsen vaksin dari negara berkembang.

Organisasi ini memiliki peran penting dalam memperkuat kemandirian vaksin di negara-negara Global South, memperluas akses imunisasi, serta mempercepat transfer teknologi vaksin.

Tahun ini, Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah DCVMN Annual General Meeting ke-26, forum bergengsi yang mempertemukan para pemimpin industri vaksin dari berbagai negara berkembang.

Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan puluhan produsen vaksin, lembaga riset, serta mitra global seperti WHO, UNICEF, Gavi, dan CEPI. Forum ini membahas berbagai isu strategis, mulai dari peningkatan kapasitas manufaktur, inovasi teknologi mRNA, hingga kemandirian vaksin pascapandemi.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin turut memberikan sambutan pembuka. Ia menegaskan, keberadaan DCVMN berperan besar dalam memperkuat ekosistem vaksin global, terutama pada masa pandemi COVID-19.

Baca Juga: Produk Deteksi Dini dan Pengobatan Kanker Bio Farma Raih Nomor Izin Edar dari BPOM

“Berkat dedikasi para anggotanya, DCVMN membantu mendefinisikan ulang manufaktur vaksin global dengan memperluas kapasitas, mengadopsi teknologi baru, dan menjalin kemitraan lintas negara,” kata Budi.

Ia juga mengajak seluruh peserta untuk menjadikan forum ini sebagai momentum memperkuat solidaritas antarnegara berkembang dalam mencapai kemandirian vaksin.

“Mari jadikan forum ini bukan hanya ajang pertukaran pengetahuan, tetapi juga langkah nyata untuk membangun resiliensi ekosistem vaksin global,” tutup Budi.

Sebagai catatan, DCVMN didirikan pada tahun 2000 dan kini beranggotakan lebih dari 40 produsen vaksin dari 14 negara berkembang, termasuk Indonesia, India, Brasil, Tiongkok, dan Korea Selatan.

Bio Farma merupakan salah satu pendiri DCVMN dan telah menjadi kontributor aktif dalam berbagai inisiatif global, termasuk pengembangan vaksin COVID-19 serta kolaborasi riset bersama CEPI dan WHO.

Selanjutnya: DLHK Pastikan Perusahaan Biomassa di Gorontalo Taat Aturan dan Ikuti Prosedur

Menarik Dibaca: Kawasan Tangerang Makin Diminati Investor, Park Serpong Catat Penjualan 12.000 Unit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×