kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BISI berniat mengerek kapasitas produksi pestisida


Rabu, 29 Mei 2013 / 06:41 WIB
BISI berniat mengerek kapasitas produksi pestisida
ILUSTRASI. Di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (19/11/2021), IHSG ditutup menguat pada level tertinggi di 6.720,26 atau naik 83,79 poin (1,26 persen). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj.


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Meski penjualan benih jagung hibrida menurun, PT BISI International Tbk, tidak berhenti berekspansi. Emiten berkode saham BISI ini berencana menambah kapasitas pabrik pestisida pada tahun ini.

Saat ini, kapasitas produksi pestisida BISI sebesar 10.000 ton per tahun. "Kami akan menambah kapasitas produksi pestisida dengan tambahan sebesar 5.000 ton," ujar Jemmy Eka Putra, Direktur Utama BISI, Selasa (28/5). Setelah ekspansi, kapasitasnya akan bertambah menjadi 15.000 ton per tahun.

Saat ini, pabrik yang berlokasi di Mojokerto Jawa Timur berdiri di atas lahan seluas 2 hektare (ha). Dengan menambah kapasitas, lahan pabrik akan diperluas menjadi 4 ha. Jemmy bilang, saat ini utilisasi pabrik tersebut telah mencapai 80%. Manajemen BISI akan merealisasikan proyek itu mulai kuartal III-2013 dan kemungkinan rampung pada tahun depan.

BISI perlu menambah kapasitas produksi demi memenuhi kebutuhan pestisida para pelanggan. Jemmy mengakui pertumbuhan bisnis pestisida di Indonesia tidak terlalu besar. BISI menguasai pangsa pasar pestisida sebesar 9%. "Pertumbuhan penjualannya kecil, hanya satu digit, berkisar 5% hingga 10% setiap tahun. Kami menargetkan market share pestisida BISI mencapai 10%," papar Jemmy.

Manajemen BISI masih menghitung dana ekspansi ini. Akan tetapi, Jemmy memproyeksikan investasi peningkatan kapasitas produksi pestisida memerlukan dana Rp 40 miliar hingga Rp 50 miliar. Sumber dananya berasal dari kas internal.

Selain investasi di pestisida, BISI pada tahun ini mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp 21 miliar. Jemmy bilang, dana itu belum termasuk belanja modal carry over tahun lalu yang sebesar Rp 5,2 miliar. Seluruh dana belanja modal BISI tahun ini berasal dari kas internal.

BISI akan menggunakan dana belanja modal tersebut untuk mendukung kegiatan riset, misalnya melalui peningkatan dan pengadaan alat-alat laboratorium.

Hingga kuartal pertama tahun ini, BISI telah menyerap belanja modal sebesar Rp 2 miliar. "Saat ini baru terserap sedikit untuk pembelian alat-alat laboratorium, seperti alat untuk uji DNA tanaman," imbuh Jemmy.

Sepanjang tahun lalu, BISI mencatatkan penjualannya sebesar Rp 866 miliar. Penjualan itu menyusut 13% dibandingkan penjualan tahun 2011 yang mencapai Rp 999 miliar. Kontribusi pendapatan BISI berasal dari penjualan pestisida sebesar 43%, kemudian penjualan benih jagung hibrida (32%), benih sayuran (23%), dan pupuk (2%).

Penurunan penjualan turut mempengaruhi laba bersih BISI. Sepanjang tahun lalu, BISI mengantongi laba bersih sebesar Rp 129 miliar, menyusut 13% dari pencapaian 2011 yang mencapai Rp 148 miliar.

Pada tahun ini, manajemen BISI optimistis nilai penjualan akan meningkat. BISI memproyeksikan pertumbuhan penjualan dan laba bersih selama 2013 berkisar 15% hingga 20%. "Tahun ini, cuaca lebih mendukung. Kami optimistis bisa mencapai pertumbuhan tersebut," ucap Jemmy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×