kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bisnis ban belum menggelinding kencang, produsen ban kurangi karyawan


Jumat, 29 Januari 2021 / 06:50 WIB
Bisnis ban belum menggelinding kencang, produsen ban kurangi karyawan


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri ban menjadi salah satu industri yang terkena dampak pandemi Covid-19. Langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi opsi yang diambil oleh sejumlah pemain di industri tersebut.

PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) menjadi salah satu pemain industri ban yang mengambil opsi PHK. Dalam laporan Permintaan Penjelasan Terkait Dampak Pandemik COVID-19 Periode Agustus 2020 yang dimuat di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) 14 Agustus 2020 lalu, manajemen GDYR mengungkapkan bahwa telah melakukan PHK terhadap sebanyak 47 karyawan sejak Januari 2020.

Head of Communication Goodyear Indonesia Wicaksono Soebroto mengonfirmasi bahwa pihaknya memang melakukan PHK terhadap sejumlah karyawannya. Lantaran kesepakatan antara GDYR dengan karyawan terkena PHK tidak kunjung didapat, GDYR kemudian mengambil langkah hukum dengan mengajukan gugatan ke Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) Pengadilan Negeri (PN) Bandung.

Baca Juga: Tren kenaikan penjualan ban mulai terasa kuartal III

Mengutip situs resmi PN Bandung, perkara tersebut didaftarkan dengan nomor 218/Pdt.Sus-PHI/2020/PN pada Oktober 2020 silam.

“Surat PHK dan kenyataan mereka sudah bukan lagi berstatus karyawan sudah sejak Mei,” kata Wicaksono kepada Kontan.co.id, Rabu (27/1).

Putusan PHI ditetapkan pada 27 Januari 2021 lalu, namun Kontan.co.id belum mendapatkan konfirmasi lebih lanjut dari pihak GDYR mengenai hasil putusan serta tindak lanjut GDYR ke depan.

Langkah serupa juga juga sempat diambil oleh pemain besar segmen pasar ban replacement untuk kendaraan penumpang, PT Bridgestone Tire Indonesia (BTI). Hal ini diungkapkan oleh Managing Director PT Bridgestone Tire Indonesia (BTI), Mukiat Sutikno ketika dihubungi oleh Kontan.co.id pada Kamis (28/1). Hanya saja, ia tidak merinci detail informasi seputar PHK tersebut.

“Pengurangan karyawan ada. Ada yang pensiun, ada yang pensiun dini, ada juga yang PHK, berbeda-beda,” kata Mukiat Sutikno kepada Kontan.co.id, Kamis (28/1).

Lebih lanjut, Mukiat menerangkan, kondisi pasar ban memang tertekan di masa pandemi Covid-19. Tantangan salah satunya datang dari mobilitas masyarakat di tengah kebijakan pembatasan mobilitas maupun penerapan work from home yang marak di kantor-kantor.

Maklumlah, perusahaan ban yang mengklaim menguasai pangsa pasar atau market share di atas 40% pada segmen pasar replacement kendaraan penumpang itu memang lebih banyak menyasar segmen pasar replacement. Belum lagi, meski bukan target pasar utama, permintaan dari segmen pabrikan juga sempat menurun drastis hingga 50% pada tahun lalu.

Ketua Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI), Aziz Pane menuturkan, opsi PHK memang menjadi pilihan yang sulit dihindari, sebab pelaku industri ban dihadapkan pada kondisi pasar yang lesu.

“Sekarang kan mereka (pelaku industri ban) kebanyakan hanya produksi ban berdasarkan order. Kalau produksinya sedikit tapi jumlah karyawan tetap banyak kan bisa berbahaya untuk jangka panjang, masalahnya corona kan kita tidak tahu sampai kapan,” ujar Azis kepada Kontan.co.id, Kamis (28/1).

Baca Juga: Pandemi belum usai, target penjualan motor domestik di 2021 hanya 4 juta unit

Menurut Azis, saat ini industri ban sudah mulai menunjukkan sedikit perbaikan. Azis mencatat, utilisasi produksi ban dalam negeri saat ini berada di kisaran 55%-65% dari total kapasitas terpasang nasional, lebih tinggi dari posisi kuartal II 2020 lalu ketika utilisasi sempat menyentuh kisaran 40%. Meski begitu, angka tersebut masih jauh di bawah angka utilisasi normal yang menurut Azis biasanya mendekati 100%.

Sebagai gambaran, berdasarkan data Kemenperin, total kapasitas terpasang pabrikan nasional mencapai 426,4 juta. Angka tersebut sudah mencakup kapasitas produksi ban luar dan ban luar untuk mobil, sepeda motor, maupun sepeda, baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri.

Menurut perkiraan Azis, industri ban dalam negeri baru bisa pulih paling cepat Maret  tahun depan, namun ia ia berharap utilisasi produksi ban nasional bisa mencapai sekitar 80%-85% pada tahun ini.

Katalis positif diharapkan datang dari program vaksinasi Covid-19 yang tengah digencarkan pemerintah. Menurut Azis, langkah tersebut bisa menumbuhkan optimisme pasar untuk kembali membeli ban.

Makanya, ia berharap pemerintah bisa mengawal program vaksinasi agar berjalan lancar. “Ayo kita jaga sama-sama selesaikan Covid-19 ini, aktifkan vaksinasi, kalau memang pemerintah situasi keuangannya prihatin, ya aktifkanlah vaksinasi mandiri,” ujar Azis.

Tren perbaikan juga dirasakan oleh BTI. Mukiat bilang, saat ini penurunan permintaan pasar hanya berkisar 15%-18% dari angka normal, sedikit lebih baik dibanding penurunan permintaan pada awal kuartal II tahun lalu yang  mencapai 20%-30% dari angka normal.

Meski begitu, Mukiat menilai bahwa tren perbaikan yang ada sementara ini tidak bisa dijadikan sebagai patokan untuk memprediksi kondisi pasar selama setahun ke depan.

“Januari kan baru 3 minggu atau empat minggu bentar lagi, jadi masih agak prematur untuk mengatakan bahwa permintaan sudah kembali (pulih),” ujar Mukiat.

Tahun ini, BTI akan fokus meningkatkan kualitas layanan di toko-toko BTI untuk menjaga kinerja. Selain itu BTI akan terus berupaya melakukan inovasi-inovasi yang dirasa perlu untuk memuaskan keinginan pelanggan. Salah satu inovasi yang telah dilakukan diantaranya yakni dengan menghadirkan layanan mobile service atau pembelian ban dari rumah pada beberapa toko BTI.

Selanjutnya: Bridgestone Indonesia targetkan menambah 7 armada mobile service di kuartal I 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×