kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis biodiesel makin menggiurkan


Jumat, 27 Juli 2018 / 13:48 WIB
Bisnis biodiesel makin menggiurkan
ILUSTRASI. Minyak sawit mentah (CPO)


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan pemerintah yang ingin memperluas penggunaan biodiesel di dalam negeri membuat permintaah akan bahan bakar nabati (BBN) semakin tinggi. Tidak hanya memperluas penggunaan mandatori biodiesel 20% (B20), pemerintah juga akan mempercepat pelaksanaan mandatori biodiesel 30% (B30) dari sebelumnya tahun 2020.

Kebijakan itu menarik minat perusahaan kelapa sawit untuk masuk ke produksi biodiesel. Salah satunya adalah PT Triputra Agro Persada. Chief Executive Officer (CEO) Arif P.Rachmat menilai bisnis kelapa sawit ke depan lebih mengarah pada produksi biofuel seperti biodiesel.

"Bisnis biodiesel akan menjadi arah baru industri kelapa sawit nasional," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (26/7).

Kondisi itu didorong oleh langkah pemerintah yang tengah mendorong perluasan penggunaan B20 dan percepatan B30. Bila hal ini sukses, maka ketergantungan pada impor minyak bumi akan berkurang. Hal itu juga akan mengurangi beban devisa negara atas impor bahan bakar minyak. Ke depan, kebijakan itu juga akan meningkatkan produktivitas kelapa sawit petani dan perusahaan perkebunan.

Menurut Arif, Triputra Agro juga terlibat aktif dalam sejumlah rapat koordinasi dengan pemerintah untuk membahas perluasan penggunaan biodiesel ini. Bisa jadi dengan makin menggiurkannya bisnis biodiesel, maka Triputra Grup yang saat ini belum memiliki pabrik biodisel, akan mulai mencoba bisnis ini.

Berdasarkan catatan KONTAN, pada tahun 2014 Triputra Grup memang tengah berencana masuk ke bisnis bifouel. Waktu itu, Arif mengatakan, Triputra akan masuk pada produksi BBN dengan mendirikan pabrik biofuel akan berkapasitas 10.000 ton per tahun. Besar investasinya sekitar US$ 12 juta-15 juta, tergantung teknologi yang dipakai.

Persiapan Euro-4

Ketua Umum Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia (Aprobi) Master Parulian Tumanggor mengatakan, saat ini kapasitas terpasang pabrik biodiesel yang ada mencapai 14 juta kiloliter (kl). Jika kemudian mandatori B20 diperluas, ke non-Public Service Obligation (PSO), maka dari total kapasitas terpasang, yang terpakai baru 6 juta kl.

Demikian juga bila program B30 terealisasi, menurut perhitungan Aprobi, dari kapasitas terpasang yang akan terpakai hanya sebesar 9 juta kl. "Dari sisi kapasitas produksi yang sudah ada sekarang, sebetulnya sudah cukup, ke depan adalah bersaing efisiensi dan terintegrasi," ujarnya.

Menurutnya, perusahaan-perusahaan besar seperti Triputra Grup bisa saja membangun industri biodiesel, karena dari segi bahan baku, mereka tidak akan terganggu.

Tumanggor, yang juga Komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia ini membeberkan, industri biodiesel sudah sangat dengan perluasan B20 maupun percepatan mandatori B30. Karena hanya masalah peningkatakan volume saja.

"Sekarang kami mulai mempersiapkan biodiesel yang masuk kategori Euro 4. Nantinya, mesin-mesin mobil diesel yang baru, yang dipasarkan pada Januari 2021, semuanya harus menggunakan Biodiesel kategori Euro 4," tandasnya.

Para produsen biodisel dalam negeri harus menyesuaikan produknya dengan spesifikasi Euro 4 yang lebih tinggi dan kadar sulfurnya rendah.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana mengatakan, pihaknya juga terus mengecek kesiapan pengusaha BBM untuk pengaplikasian B20.

“Barusan itu kami rapat untuk memastikan kesiapan menerapkan B20 secara massif, seperti Pertamina, Shell dan sebagainya membicarakan mengenai blending facilities," ucapnya.  Sayang ia tidak menjelaskan rinci kesipakan perusahaan tersebut.

Produsen Biodiesel Anggota Aprobi

1. PT Bayas Biofuels

2. PT Batara Elok Semesta Terpadu (BEST)

3. PT Cemerlang Energi Perkasa

4. PT Ciliandra Perkasa (First Resources Group)

5. PT Citra Borneo Energy

6. PT Dabi Biofuels

7.PT Darmex Biofuels

8. PT Intibenua Perkasatama

9. PT Kutai Refinery Nusantara

10. PT LDC Indonesia

11. PT Multi Nabati Sulawesi (Wilmar)

12. PT Musim Mas

13. PT Pelita Agung Industri

14. PT Sinarmas Bio Energy

15. PT Permata Hijau Palm Oleo

16. PT Smart Tbk

17. PT Sukajadi Sawit Mekar

18. PT Tunas Baru Lampung

19. PT Wilmar Bioenergi Indonesia

20. PT Wilmar Nabati Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×