Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Virus corona (covid-19) yang merebak di Indonesia sejak Maret 2020 lalu menyebabkan aktivitas di luar rumah menjadi berkurang.
Gejala yang ditandai dengan maraknya aktivitas bekerja dan belajar dari rumah ini pada gilirannya membuat kebutuhan layanan internet rumahan menjadi tinggi, baik pada masa pandemi maupun di era normal baru atawa new normal belakangan ini.
Baca Juga: XL Axiata (EXCL) catat permintaan dan trafik layanan home broadband masih tinggi
Head XL Home Product Roy Wishnu Wibowo mengungkapkan, permintaan penggunaan layanan home broadband, terutama yang berbasis fiber, mengalami peningkatan selama masa pandemi corona (covid-19) dan era new normal.
Asal tahu, saat ini EXCL memiliki layanan home broadband berbasis fiber bernama XL Home. Layanan internet rumahan tersebut menawarkan 3 paket unggulan dengan biaya bulanan mulai dari Rp 349.000 untuk kecepatan hingga 100 Mbps, Rp 499.000 untuk kecepatan 300 Mbps, dan Rp 999.000 untuk kecepatan 1 Gbps.
Selain dari sisi permintaan, peningkatan juga terjadi pada sisi trafik data. Catatan Roy, kenaikannya mencapai sekitar 20% dibanding trafik pada kondisi normal. “Seiring dengan meningkatnya pelanggan dan trafik layanan, maka layanan XL Home juga terus melakukan peningkatan kapasitas jaringan untuk menjaga kenyamanan pelanggan,” kata Roy kepada Kontan.co.id, Jumat (3/7).
Hal serupa juga turut dirasakan oleh PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Untuk diketahui, untuk lini bisnis layanan home broad, FREN menyediakan produk-produk seperti mini router MiFi S1, X6, dan Wibox. Range harganya bervariasi, mulai dari Rp 500.000 sampai Rp 1,2 juta.
Baca Juga: Ini saham-saham yang paling banyak dilego asing dalam sepekan
Deputy CEO Mobility PT Smartfren Telecom Tbk, Sukaca Purwokardjono bilang, trafik penggunaan layanan home broadband mengalami peningkatan hingga kurang lebih 10%-20% di bulan Maret, April, dan Mei bila dibandingkan dengan angka trafik pada kondisi normal. Meski begitu ia menilai tren yang demikian tidak akan bertahan terlalu lama.
“Home broadband akan tumbuh ketika banyak aktivitas di rumah, pada saat sudah normal beraktivitas maka saya yakin (pengguna) akan kembali ke mobility service dengan smartphone” ujar Sukaca saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (3/7).
Ke depannya, bisnis layanan internet rumahan diperkirakan masih akan menjanjikan. Head of Home LTE Telkomsel, Arief Pradetya mengatakan, tingkat penetrasi layanan home broadband di Indonesia masih berpeluang untuk tumbuh hingga mencapai 35%-40% pada tahun 2025. Angka ini lebih tinggi sekitar 20 sampai 25 poin bila dibandingkan dengan tingkat penetrasi home broadband saat ini yang berada di kisaran 15%.
Proyeksi ini, menurut Arief, akan didukung oleh pembangunan jaringan yang terus dilakukan oleh penyedia telekomunikasi atau telco provider serta pertumbuhan populasi dan pendapatan penduduk. “Pertumbuhan populasi rumah tangga dan pertumbuhan income-nya secara historical mencapai 4% per tahun dari 2014 sampai dengan 2019,” kata Arief kepada Kontan.co.id, Jumat (3/7).
Baca Juga: Telekomunikasi Indonesia (TLKM) fokus genjot bisnis digital dan konektivitas
Dengan asumsi pertumbuhan ini, Arief memperkirakan jumlah pengguna layanan home broadband akan mencapai sekitar 26 juta pelanggan rumah tangga di tahun 2025. Dalam angka tersebut, 11 juta rumah tangga di antaranya diperkirakan akan menjadi ceruk pasar potensial bagi produk layanan internet rumahan berbasis jaringan alias nirkabel.
Untuk itu, Telkomsel telah menyiapkan layanan internet rumahan berbasis jaringan melalui produk Telkomsel Orbit untuk menyasar ceruk pasar potensial yang diperkirakan akan mencapai 11 juta rumah tangga tersebut.
“Kalau ngomong Indonesia, tidak mungkin semuanya bisa dijangkau dengan (layanan internet rumahan berbasis) kabel oleh karena faktor lokasi pelanggan ataupun kemampuan finansial pelanggan, karena kan kalau kabel secara bisnis tidak murah, otomatis harganya juga tidak bisa ditarik terlalu rendah,” kata Arief.
Senada, Roy menyebutkan bahwa permintaan layanan home broadband berbasis fiber masih cukup menjanjikan dalam jangka panjang. Oleh karenanya, Roy bilang pihaknya akan terus melakukan peningkatan kapasitas jaringan serta terus melakukan perluasan layanan untuk menunjang linis bisnis layanan internet rumahan.
Baca Juga: Permintaan kredit korporasi BCA mulai meningkat
Sembari upaya tersebut dilakukan, untuk bersaing dengan kompetitor di pasaran, saat ini XL Home menyediakan perangkat XL Home Entertainment Box berbasis android yang sudah disertifkasi oleh Google. Melalui perangkat ini, pengguna yang belum memiliki smart tv bisa mengakses konten-konten hiburan seperti netflix, vidio, youtube, hingga aplikasi dari google play secara langsung dari televisi pengguna.
“Peluang XL Home untuk memperluas penetrasi dan menjadi solusi bagi pengguna internet di Indonesia yang butuh akan internet cepat dan stabil sangat potensial, sehingga secara bisnis kami merasa bahwa peluang bisnis masih cukup luas,” ujar Roy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News