Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat rata-rata lifting migas pada tahun 2018 mencapai 1.917 million barel oil of equivalent per day (mboepd) atau sebesar 96% dari target APBN 2018 sebesar 2.000 mboepd. Lifting migas tersebut mayoritas disumbang dari blok-blok migas besar.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Dwi Soetjipto menyebut tiga produsen penyumbang lifting migas terbesar. Untuk lifting minyak sepanjang tahun 2018, penyumbang terbesar dari Blok Rokan yang dioperatori Chevron Pacific Indonesia sebesar 209.000 barrel oil per day (bopd) atau 98% dari target tahun ini.
Lifting minyak Blok Rokan bersaing dengan lifting minyak dari Blok Cepu yang dioperatori ExxonMobil sebesar 209.000 bopd. Lifting minyak Blok Cepu berhasil mencapai 102% dari target.
Penyumbang lifting minyak ketiga terbesar adalah Pertamina EP sebesar 79.900 bopd. "Realisasi lifting minyak Pertamina EP masih 93% dari target tahun ini tapi lebih besar dari realisasi lifting tahun 2017 sebesar 77.000 bopd,"kata Dwi, Jumat (4/1).
Penyumbang lifting gas pada tahun lalu berasal dari Blok Tangguh yang dioperatori BP Berau sebesar 1.076 mmscfd atau 108% dari target. Penyumbang lifting gas kedua berasal dari Pertamina Hulu Energi Mahakam sebesar 832 mmscfd. "Lifting gas Blok Mahakam baru mencapai 75% dari target," jelas Dwi.
Selain kedua blok tersebut, Blok Corridor menjadi penyumbang lifting gas ketiga terbesar dengan jumlah lifting sebesar 840 mmscfd. Lifting gas dari Blok Corridor ini mencapai 104% dari target.
Untuk tahun ini, Dwi bilang, target lifting migas sesuai dengan APBN. Untuk target lifting minyak sebesar 775.000 bopd dan lifting gas sebesar 1.250 bopd dengan total lifting migas sebesar 2.000 bopd.
Untuk mencapai target tersebut, Dwi mengatakan, pihaknya akan terus memonitor dan mengontrol pelaksanaan proyek-proyek migas. Selain itu, SKK Migas juga akan terus bekerjasama dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKS).
"Kami juga melakukan persiapan untuk proyek EOR dan development blok-blok migas yang ada," imbuh Dwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News