kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bola panas program mobil nasional


Senin, 09 Februari 2015 / 04:44 WIB
Bola panas program mobil nasional
ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di depan peserta KTT BRICS yang diadakan di Afrika Selatan, 22 Agustus 2023.


Reporter: Agustinus Beo Da Costa, Benediktus Krisna Yogatama, Widiyanto Purnomo | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Rencana bisnis Abdullah Makhmud Hendropriyono dengan produsen otomotif Proton mengundang banyak sorotan dan bergulir bak bola panas. Kerjasama ini menjadi perbincangan karena mendapat dukungan Presiden RI Joko Widodo.

Jalinan kongsi itu juga bak menorpedo nasib program mobil nasional (mobnas) asli lokal, termasuk Esemka yang sempat melambungkan pamor Jokowi. Toh, mantan kepala Badan Intelijen Negara (BIN) seolah tak peduli dengan suara-suara sumbang itu.

Ia terobsesi mewujudkan mobil made in Indonesia. Alasannya, saat menjabat Komisaris PT Timor Putra Nasional, ia merasa gagal mewujudkan proyek mobnas lewat kerjasama dengan KIA. "Rencana bikin pabrik mobil tetap cita-cita saya," kata Hendropriyono kepada KONTAN, Minggu (8/2).

Kini, Hendropriyono berupaya merintis obsesinya dengan menjalin kerjasama dengan Proton. Meski ada sebutan mobnas dalam penandatanganan kerjasama itu, Hendro menegaskan, kerjasama ini murni bisnis tanpa keterlibatan pemerintah. "Sifatnya business to business. Kami, PT Adiperkasa Citra Lestari, adalah swasta dan Proton juga swasta," tandasnya.

Mantan anggota Dewan Pengarah Tim Pemenangan Jokowi-JK ini menandaskan, kerjasama dengan Proton bukan semata mengimpor mobil Proton dari Malaysia ke Indonesia. "Kami akan membangun pabrik di Indonesia," katanya.

Nah, Proton berperan dalam riset dan pengembangan atawa research and development, teknik, serta membangun layanan purna jual. Hendropriyono melihat cara ini lebih efisien ketimbang membangun industri otomotif sendiri. Hendro menyadari butuh duit besar mengembangkan proyek ini.

Tanpa memerinci jumlahnya, ia mengklaim telah mengantongi komitmen pendanaan dari luar negeri. Seorang praktisi industri otomotif nasional menyarankan agar Hendropriyono kembali mengumpulkan tim yang pernah ia bentuk saat bekerja untuk Timor Putra. Dengan begitu, bisnisnya lebih matang dan cepat terealisasi.

Kiprah Hendro di bisnis otomotif memang mengejutkan. "Saya baru tahu tentang perusahaan otomotif dia," kata Rizwan Alamsjah, Ketua IV Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).

Yang terang, kue bisnis mobil di Indonesia memang menggiurkan. Dengan penjualan mencapai 1,2 juta unit per tahun membuat industri otomotif global, baik Jepang, Eropa, Amerika bahkan India, berlomba menyasar Indonesia. Terakhir otomotif China berkongsi dengan General Motor untuk membangun pabrik Wuling di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×