kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bongkar muat kendaraan penumpang lewat IPCC di 2019 tumbuh signifikan, ini faktornya


Selasa, 21 Januari 2020 / 21:39 WIB
Bongkar muat kendaraan penumpang lewat IPCC di 2019 tumbuh signifikan, ini faktornya
ILUSTRASI. Ratusan mobil yang siap diekspor terparkir di IPC Car Terminal, PT Indonesia Kendaraan Terminal (PT IKT), Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun lalu, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) mencatat jumlah kendaraan penumpang (CBU) yang ditangani sebanyak 581.272 unit atau tumbuh 37,97% ketimbang tahun 2018 sejumlah 421.288 unit.

Jumlah tersebut pencapaian kegiatan bongkar muat ekspor menyumbang sebanyak 330.788 unit atau naik 27,55% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebanyak 259.330 unit CBU mobil.

Baca Juga: Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) alokasikan belanja modal Rp 250 miliar tahun ini

Selanjutnya, kegiatan impor tercatat sebesar 75.731 unit secara akumulasi dibandingkan dengan pencapaian di periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 81.171 unit atau lebih rendah 6,70%.

Sementara itu, pencapaian secara akumulasi hingga akhir Desember 2019 di Lapangan Domestik mencapai 174.753 unit CBU Mobil atau melonjak 116,31% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu sebanyak 80.787 unit.

Sementara itu, perusahaan mencatat jumlah kendaraan pada Desember 2019 saja sebanyak 60.641 unit kendaraan atau meningkat 58,80% secara tahunan dibandingkan pencapaian di tahun sebelumnya sebanyak 38.188 unit CBU.

Angka pertumbuhan tersebut berhasil melampaui rerata pertumbuhan yoy di tiap bulannya, yaitu sebesar 31,97%.

Baca Juga: Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) targetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10%

Perlu diketahui, berdasarkan data yang di himpun dari Badan Pusat Statsitik (BPS) mencatat Nilai impor Oktober 2019 mencapai US$ 14,77 miliar. Realiasi ini mengalami penurunan tajam sebesar 16,39% dibandingkan dengan Oktober 2018 yang sebesar USD17,67 miliar. Namun bila dibandingkan dengan September 2019 terjadi peningkatan 3,57% dari US$ 14,26 miliar.

Kemudian nilai ekspor tercatat mencapai US$ 14,93 miliar. Realisasi ini mengalami penurunan 6,13 persen dari Oktober 2018 yang mencapai US$ 15,91 miliar. Tetapi dibandingkan dengan September 2019 mengalami peningkatan 5,92% dari US$ 14,10 miliar. Laju ekspor-impor di Oktober 2019 dipengaruhi sejumlah dinamika ekonomi global.

Investor Relations IPCC Reza Priyambada mengatakan kenaikan angka tersebut merupakan angka total dari jumlah kendaraan mobil yang dilakukan bongkar muat di lapangan atau di terminalnya IPCC.

Reza juga mengungkapkan secara total ekspor impor nasional melemah karena ada kontribusi item atau komoditas yang bobotnya besar di neraca perdagangan yang mengalami penurunan. 

Baca Juga: Tahun 2019, aktivitas bongkar buat Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) tumbuh 37,97%

"Kalau di lihat di perdagangan, bobot yang besar itu kan ada di migas, kemudian di non migas, itu yang cenderung turun dibandingkan dengan kendaraan," katanya kepada kontan.co.id pada Selasa (21/1).

Reza mengatakan jumlah kendaraan penumpang tumbuh di 2019, kalau dari sisi kendaraan ada kecenderungan meningkat karena ada peningkatan permintaan di sejumlah negara terutama untuk ekspor kendaraan dari terminal IPCC ke Filipina. Jadi ketika terjadi peningkatan otomatis ekspor dari Indonesia akan mengalami peningkatan.

Sebagai pengelola terminal kendaraan, IPCC juga terus berupaya untuk konsisten memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan.

"Meningkatnya aktivitas bongkar muat dan jumlah unit kendaraan yang ditangani oleh IPCC menjadi tantangan sekaligus kesempatan bagi IPCC untuk meningkatkan performance. Diharapkan kondisi ini dapat konsisten berlanjut ke depannya," paparnya.

Baca Juga: Tambah Kapasitas Terminal, Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) Siapkan Rp 250 Miliar

Reza juga menuturkan IPCC hanya jembatannya untuk dilakukannya ekspor impor. Kalau dari IPCC upaya yang dilakukan adalah dengan peningkatan layanan kepada mitra, kepada produsen perusahaan kendaraan lalu kepada shipping line perusahaan pelayaran. 

"karena kan yang bawa mobil itu kapal kan. Sebelum ekspor itu kan kendaraan di titipkan di dermaganya IPCC, pada saat di titipkan itu kan ada faktor keamanan, kenyamanan dll," katanya.

Menurutnya itu yang menjadi perhatian karena itu akan mempengaruhi kualitas layanan dan kualitas penilaian para mitra. "Jadi kalau dari sisi manajemen dilakukannya seperti itu," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×