Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) Hilmi Panigoro buka-bukaan soal tantangan pengembangan energi panas bumi di Indonesia.
Hilmi mengungkapkan, pengembangan panas bumi dihadapkan pada kondisi subsurface yang tidak bisa diprediksi. Untuk itu, perlu ada penerapan tarif yang sedikit lebih tinggi ketimbang harga listrik dari energi lainnya.
Padahal, Indonesia punya potensi pemanfaatan panas bumi yang tergolong besar baik di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara hingga Sulawesi. Hilmi menilai, geothermal perlu menjadi fokus pemerintah terlebih tidak adanya kendala intermitensi ketimbang sumber EBT lainnya seperti surya dan angin.
"Itu semua ada intermitensinya dan itu akan create cost karena perlu baterai atau backup yang lain, kalau geothermal udah jelas. Makanya menurut saya sebaiknya geothermal ini jadi prioritas untuk Indonesia terutama di Jawa dan Sumatera," kata Hilmi dalam gelaran The 10th Indonesia EBTKE ConEx 2021, Selasa (22/11).
Baca Juga: Alami kendala, produksi listrik PLTP Sarulla milik Medco berkurang 25%
Hilmi melanjutkan, harga listrik untuk pembangkit geothermal tidak bisa disamaratakan karena ada besaran kapasitas yang berbeda.
Ia mencontohkan, untuk PLTP Sarulla yang dikembangkan Medco sejatinya bisa mencapai kapasitas maksimum 1.000 MW jika dioptimalkan. Jumlah ini meningkat drastis dari kapasitas saat ini yang sekitar 300-an MW.
Hilmi mengakui, pengembangan panas bumi terkendala dengan biaya investasi awal yang tinggi. "Makanya saya sarankan ke regulator sebaiknya geothermal diberikan sistem tarif yang lebih smart, nggak harus flat," terang Hilmi.
Ia melanjutkan, skema tarif yang dapat dicoba yakni dengan memberikan tarif yang tinggi di masa-masa awal operasi. Langkah ini akan mengurangi risiko bagi investor dan mempercepat capital recovery.
"Sebutlah kalau mau kejar harga US$ 6,7 sen per kWh sebagai average, mungkin dalam lima tahun pertama tambah US$ 2 sen di depan tapi nanti the last ten years mungkin bisa-bisa di bawah US$ 5 sen," lanjut Hilmi.
Baca Juga: Medco Energi (MEDC) jajaki peluang gabung proyek EBT yang ditawarkan PLN
Hilmi pun meyakini pengembangan geothermal dan EBT secara umum akan kian menghasilkan harga yang kompetitif. Selain makin banyaknya fasilitas green fund yang bisa dimanfaatkan, dukungan pemerintah dinilai semakin membaik.
"Jadi untuk teman-teman yang akan investasi di Indonesia terutama yang dari luar negeri, hari ini saya lihat pengarahan dari Pak Jokowi it's very clear. Indonesia akan welcome dan semua jenis perizinan saya kira (Kementerian ESDM) juga akan support jadi nggak usah khawatir lah," pungkas Hilmi.
Selanjutnya: Medco Energi fokus rampungkan sejumlah proyek EBT dalam lima tahun mendatang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News