Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Eddy Abdurrachman mengatakan, pihaknya memproyeksikan produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) tahun ini mencapai sekitar 52,3 juta ton. Sementara proyeksi konsumsi domestik sebesar 11,23 juta metrik ton.
“Perkiraan permintaan ekspor CPO di tahun 2021 sebesar 27,36 juta metrik ton,” kata Eddy dalam diskusi virtual, Sabtu (6/2).
Eddy mengatakan, minyak sawit sebagai komoditas yang paling produktif menyumbang kurang lebih 42 persen dari total supply minyak nabati dunia. Pertumbuhan permintaan minyak nabati dunia meningkat rata – rata sebesar 8,5 juta metrik ton setiap tahunnya.
“Sawit dengan data produktifitas lahan terbaik dibanding minyak nabati lainnya, berada di posisi terbaik untuk dapat memenuhi permintaan dunia yang semakin meningkat,” ujar dia.
Baca Juga: BPDPKS proyeksi produksi CPO tahun ini mencapai 52,3 juta ton
Ia mengatakan, sektor industri sawit dari hulu sampai hilir masih memperlihatkan ketahanannya di tengah krisis ekonomi dampak pandemi covid-19. Kegiatan operasional tetap berjalan normal dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Sehingga jutaan petani dan tenaga kerja di sektor sawit tetap terjamin kesejahteraannya di tengah kelesuan ekonomi sepanjang tahun 2020 sebagai dampak pandemi covid-19,” ucap dia.
Eddy mengatakan, sektor industri sawit memberikan sumbangan yang cukup besar kepada perekonomian Indonesia. Industri sawit memberikan sumbangan yang besar dalam perolehan devisa negara melalui ekspor CPO dan produk – produk turunannya dengan rata – rata nilai ekspor sebesar 21,4 miliar USD atau rata – rata sebesar 14,19 persen per tahun dari total ekspor non migas Indonesia.
“Dari sisi penerimaan negara dalam bentuk pajak dan PNBP industri sawit juga menyumbangkan pemasukan penerimaan negara tersebut dengan estimasi sebesar Rp 14 triliun sampai Rp 20 triliun per tahunnya sehingga dapat kita simpulkan betapa signifikannya industri sawit terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan,” tutur Eddy.
Selanjutnya: Jokowi ajak Perdana Menteri Malaysia berjuang hadapi diskriminasi sawit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News