kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.839   -99,00   -0,63%
  • IDX 7.416   -76,23   -1,02%
  • KOMPAS100 1.146   -13,08   -1,13%
  • LQ45 907   -12,67   -1,38%
  • ISSI 225   -1,05   -0,47%
  • IDX30 467   -7,79   -1,64%
  • IDXHIDIV20 564   -8,40   -1,47%
  • IDX80 131   -1,45   -1,09%
  • IDXV30 140   -0,65   -0,46%
  • IDXQ30 156   -2,00   -1,26%

BPH Migas: 24 wilayah di Indonesia kelebihan kuota bbm subsidi


Kamis, 31 Maret 2011 / 15:40 WIB
BPH Migas: 24 wilayah di Indonesia kelebihan kuota bbm subsidi
ILUSTRASI. Uang koin sebagai ilustrasi Reksadana. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) makin membengkak sepanjang kuartal I 2011. Berdasarkan catatan dari BPH Migas, tiga bulan pertama di 2011, dari 33 wilayah di Indonesia sebanyak 24 wilayah yang konsumsi premium lebih dari kuota. Sedangkan ada 19 wilayah yang konsumsi solarnya juga melebihi kuota.

"Jika ini tidak dikendalikan maka konsumsi BBM bersubsidi akan membengkak sebesar 42 juta kiloliter (KL) padahal kuota kita hanya 38,5 juta KL," ujar Anggota BPH Migas, Ibrahim Hasyim, Kamis (31/3).

Ada 11 wilayah yang konsumsi premiumnya mencapai 104%-110% lebih besar dari kuota yang ditetapkan. Wilayah-wilayah tersebut adalah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Kalimantan Tengah. Bangka Belitung merupakan wilayah yang paling besar konsumsi premiumnya yakni 109% di atas kuota yang telah ditetapkan.

Sedangkan sebanyak 13 wilayah konsumsi solarnya mencapai sekitar 103% hingga 117% dari kuota yang ditetapkan. Ketiga belas wilayah tersebut adalah Sumatera Barat, Kepulauan Riau, RIau, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara. Dari ketiga belas wilayah itu, Jambi adalah konsumen solar paling besar yakni lebih besar 117,9% dari kuota.

Menurut Ibrahim, selain adanya tingkat spekulasi, naiknya konsumsi premium juga karena adanya disparitas harga. Dus, BPH Migas secara tegas akan menetapkan kuota di tiap-tiap pom bensin.

Dirjen Minyak dan Gas, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Evita Herawati Legowo mengakui kenaikan konsumsi premium itu karena terjadi ketimpangan dalam pengalokasian sasaran penerima subsidi BBM.

Berdasarkan data dari Kepolisian RI, pada tahun 2009 sebanyak 112 kasus pengoplosan bbm subsidi dengan jumlah volume 385.867 liter. Tahun 2010, kasus pengoplosan subsidi bertambah hingga 161 kasus dengan volume 187.076 liter.

Untuk tahun ini sepanjang kuartal ketiga saja sudah terjadi 25 kasus penyelundupan dengan volume 28.208 liter. Paling banyak kasus penyelundupan terjadi pada tahun 2008 dengan jumlah kasus 1.352 kasus dan volume 8,5 juta liter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×