Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Brantas Abipraya merupakan salah satu perusahaan kontruksi pelat merah yang terus mendorong pengembangan bisnis beton pracetak. Melalui anak usahanya PT Bratas Pracetak, perusahaan ini telah behasil mengantongi kontrak baru sebesar Rp 437 miliar sepanjang semester I.
Pencapaian Brantas Pracetak tersebut sudah mencapai 69,9% dari target kontrak baru dari bisnis precast yang ditetapkan perusahaan tahun ini yakni senilai Rp 625 miliar.
Suradi Wongso, Direktur Keuangan Brantas Abipraya mengatakan, kontrak baru tersebut diperoleh dari proyek fly over, jembatan , gedung, irigasi dan dermaga. Sampai akhir tahun, perusahaan juga akan membidik proyek-proyek yang sama ditambah dengan jalan tol.
"Kontribusi terbesar penjualan semester I adalah penjualan ke sektor timbunan beton ringan, voided slad, PCI Girder dan Balok Precast dermaga," jelas Suradi pada KONTAN, Selasa (18/7).
Adapun kapasitas produksi beton precast Brantas Abipraya saat ini sudah mencapai 700.000 ton per tahun. Kapasitas tersebut diproduksi di tiga pabrik permanen milik perusahaan dan 10 pabrik sementara (on site plant).
Adapun pabrik permanen tersebut berlokasi di Subang, Sunter dan Gempol. Sedangkan pabrik sementara berada di Sambas, Pitap, Brebes Kesambi, Tukul,Tapin, Kendari, Sinabung, Baliase, dan Cengkareng.
Brantas Abipraya berencana menambah pabrik satu lagi pabrik permanen di Jawa Tengah. Namun Suradi belum menjelaskan lebih rinci terkait pembangunan pabrik baru tersebut.
Namun yang pasti, perusahaan ini berencana mencari pendanaan di pasar modal lewat penawaran saham perdana atau Intial Public Offering (IPO) pada semester II tahun ini. Brantas Abipraya berniat melepas saham ke publik 30% dengan target perolehaan dana sekitar Rp 3 triliun. Sebagian dari dana IPO tersebut akan digunakan perusahaan untuk mengembangkan bisnis beton precast.
Selain untuk bisnis beton pracetak, dana IPO juga akan digunakan meningkatkan kemampuan investasi perusahaan di sektor pembangkit listrik energi terbarukan, jalan tol, dan properti. Dalam berinvestasi di sektor pembangkit listrik, perusahaan ini hanya akan fokus menggarap pembangkit listrik dengan energi terbarukan.
Sembari terus mempersiapkan proses rencana IPO, Brantas Abipraya juga gencar mengembangkan bisnis konstuksinya. Tahun ini, perusahaan membidik kontrak baru Rp 8 triliun. Dengan tambahan kontrak carry over tahun 2016 sebesar Rp 8 triliun maka total kontrak yang akan dihadapi perusahaan di 2017 akan mencapai Rp 16 triliun. Sementara pendapatan perusahaan ditargetkan sebesar Rp 7 triliun tahun ini dan laba bersih 270 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News