kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Budi Starch & Sweetener (BUDI) Siapkan Capex Maintenance Rp 100 Miliar di Tahun Ini


Kamis, 26 Mei 2022 / 09:39 WIB
Budi Starch & Sweetener (BUDI) Siapkan Capex Maintenance Rp 100 Miliar di Tahun Ini
ILUSTRASI. Produk?BUDI Starch & Sweetener Tbk dari grup Sungai Budi Group, produsen tepung tapioka atau tepung singkong dan gula pemanis


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Budi Starch & Sweetener Tbk (BUDI) menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk kebutuhan perawatan (maintenance) sebesar Rp 100 miliar di tahun 2022. Manajemen BUDI juga mengaku bahwa situasi saat panen singkong akan mempengaruhi kinerjanya di tahun ini.

Wakil Presiden Direktur Budi Strach & Sweetener Sudarmo Tasmin menyampaikan, belanja modal BUDI di tahun ini dipakai untuk pemeliharaan mesin-mesin di pabrik, termasuk penggantian mesin atau suku cadang bila diperlukan. Adapun dana tersebut diperoleh dari arus kas internal perusahaan.

Pihak BUDI juga memastikan belum memiliki rencana untuk melakukan ekspansi seperti penambahan kapasitas pabrik ataupun pembangunan pabrik baru di tahun ini. “Kami masih berkonsentrasi memaksimalkan pabrik yang ada,” imbuh Sudarmo dalam paparan publik virtual, Rabu (25/6).

Baca Juga: Bidik Pertumbuhan Kinerja, Budi Starch (BUDI) Siapkan Capex Rp 90 Miliar Tahun Ini

Saat ini, BUDI memiliki 16 unit pabrik tepung tapioka dengan total kapasitas 885.000 ton per tahun. BUDI juga mempunyai 4 unit pabrik sweetener dengan kapasitas mencapai 291.600 ton per tahun. Fasilitas produksi BUDI tersebar di berbagai daerah seperti Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan.

Di sisi lain, Sudarmo menyebut bahwa masih sulit memprediksi seperti apa proyeksi kinerja BUDI di tahun 2022. Perusahaan yang terafiliasi dengan Sungai Budi Group ini masih perlu memantau perkembangan panen singkong, sebagai bahan baku utama tepung tapioka, yang akan berlangsung pada semester kedua nanti.

Faktor tersebut yang juga membuat Manajemen BUDI belum bisa memperkirakan potensi penjualan ekspor di tahun ini. Walau demikian, pihak BUDI selalu menggali berbagai peluang yang ada sehingga diharapkan penjualan perusahaan dapat tumbuh lebih baik dibandingkan tahun lalu.

Baca Juga: Ini Harapan Budi Starch & Sweetener (BUDI) di Tahun 2022

Sebagai informasi, pada 2021 lalu, pendapatan usaha BUDI naik 22,54% (yoy) menjadi Rp 3,37 triliun. Di saat yang sama, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk BUDI tumbuh 33,28% (yoy) menjadi Rp 83,3 miliar.

Sebanyak 73% pendapatan usaha BUDI di tahun 2021 berasal dari penjualan tepung tapioka. Kemudian, 22% berasal dari penjualan sweeteners atau pemanis, 4% berasal dari penjualan karung plastik, dan 1% merupakan pendapatan lain-lain.

Sepanjang tahun 2021, porsi penjualan lokal BUDI mencapai 80%, sedangkan penjualan ekspor perusahaan tersebut berada di posisi 20%.

Baca Juga: Prospek ekspor tepung tapioka Budi Starch & Sweetener (BUDI) masih menjanjikan

Sudarmo juga menilai, BUDI tidak terpengaruh oleh dinamika konflik Rusia-Ukraina selaku produsen utama gandum di pasar global. Gandum sendiri merupakan salah satu bahan baku pembuatan tepung terigu. Pasalnya, produk utama BUDI yaitu tepung tapioka berasal dari singkong dan tidak memiliki kandungan gandum dalam proses pembuatannya.

“Produk tepung tapioka kami akan kompatibel dengan tepung jagung, bukan dengan tepung gandum. Jadi, konflik tersebut tidak membawa pengaruh,” tandas dia.

Lantas, BUDI akan memaksimalkan penjualannya di tahun ini, terutama di wilayah-wilayah yang telah menjadi basis perusahaan tersebut. Salah satunya adalah Pulau Jawa yang menjadi pusat penjualan BUDI sejauh ini.

Baca Juga: Penjualan dan laba Budi Starch & Sweetener (BUDI) kompak melesat di kuartal III-2021

Produk tepung tapioka buatan BUDI umumnya digunakan sebagai bahan baku kerupuk, kembang gula, beberapa bahan baku kimia, bahan baku MSG, dan sebagai pelekat dan penyerap produk kertas dan tekstil.

Sedangkan untuk sweetener, produk ini dipakai untuk kembang gula, es krim, makanan dan biskuit, minuman, kue dan roti, krimer, bumbu penyedap, kosmetik, hingga farmasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×