kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bukan Antam ataupun INCO, ini penguasa terbesar pangsa pasar nikel nasional


Rabu, 14 Oktober 2020 / 06:15 WIB
Bukan Antam ataupun INCO, ini penguasa terbesar pangsa pasar nikel nasional
ILUSTRASI. Lebih dari 90% produk smelter Indonesia masih berupa produk berbasis nikel pig iron (NPI).


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) menggeser posisi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dalam penguasaan produk nikel di Indonesia dalam empat tahun terakhir. Berdasarkan data Kementerian ESDM, IMIP sudah menguasai 50% dari produksi hilir nikel di Indonesia pada 2018.

Porsi Vale susut jadi 22% dan Antam hanya 5% saja. Padahal, Vale masih menguasai produksi nikel dengan porsi 77% pada tahun 2014. Ketika itu, Antam memiliki pangsa pasar 19% dan perusahaan lainnya sebesar 3%.

Perusahaan nikel BUMN itu juga sudah tersalip oleh Virtue Dragon yang memegang porsi produksi nikel sebesar 11%, Harita Group 6% dan perusahaan lainnya sebesar 6%.

"Apa yang terjadi pada 2023, pasti komposisinya akan berubah drastis lagi. Luar biasa perkembangannya," ungkap Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Tata Kelola Mineral dan Batubara Irwandy Arif dalam webinar tentang pemanfaatan nikel yang digelar Selasa (13/10).

Baca Juga: Berprospek menarik, begini rekomendasi analis untuk saham-saham tambang nikel

Dia menambahkan, industri hilir nikel semakin kompetitif dan masih menjanjikan, baik untuk pengembangan industri berbasis stainless steel maupun untuk industri baterai. Sayangnya, hingga sekarang seluruh produk yang dihasilkan smelter di Indonesia masih dalam intermediate product atau produk setengah jadi.

Secara keseluruhan, lebih dari 90% produk smelter Indonesia masih berupa produk berbasis nikel pig iron (NPI). "Perkembangan produksi smelter cukup signifikan, tetapi 99%, atau semuanya 100% masih intermediate produk. 90% lebih adalah produk NPI," ujar Irwandy.

Berdasarkan jenis kemurniannya, nikel yang produksi di Indonesia juga masih didominasi oleh nikel kelas dua yang menghasilkan NPI atau feronikel. Sedangkan porsi nikel kelas satu untuk menghasilkan nikel matte dan mixed hydroxide precipitate (MHP) masih mini.

Baca Juga: SKK Migas: Hingga September, investasi hulu migas capai 63,33% dari target



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×