Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengeluhkan pihaknya kesulitan mendapatkan izin impor gula dari pemerintah sehingga berdampak impor gula lebih lama direalisasikan.
Budi menerangkan, awalnya Bulog sudah memperkirakan akan ada kebutuhan gula oleh masyarakat menjelang bulan puasa dan lebaran, dimana biasanya pasokan gula lebih sedikit.
Baca Juga: Bulog targetkan impor gula sebanyak 21.800 ton masuk Indonesia di akhir April
Mengingat Bulog masih memiliki pabrik gula yakni GMM, Bulog pun mengajukan impor gula mentah (raw sugar) di November 2019. Rencananya, gula tersebut akan diolah dan didistribusikan ke Masyarakat. Namun, izin impor tak kunjung diberikan.
"Bulan November kami sudah mengajukan impor raw sugar untuk menutupi kebutuhan puasa-lebaran, tetapi baru diturunkan pada Maret, sehingga ini ada keterlambatan. Karena itu kami minta ada perubahan, kami minta impor GKP yang bisa segera didistribusikan kepada masyarakat," ujar Budi dalam rapat dengar pendapat dengan komisi VI DPR, Senin (20/4).
Keterlambatan pemberian izin impor gula tersebut pun kata Budi disebabkan adanya pemikiran bahwa Impor tersebut hanya untuk kebutuhan bisnis Bulog. Padahal Budi mengatakan, gula tersebut akan digunakan untuk kebutuhan operasi pasar.
Baca Juga: Ancaman baru pandemi, pejabat China: Bisa terjadi krisis pangan hebat global
"Kami sudah menjelaskan berkali-kali bahwa ini untuk operasi pasar. Untuk mendukung kebutuhan masyarakat yang selalu berulang saat hari besar, selalu kebutuhan gula dan beras itu meningkat," terang Budi.