Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog menargetkan impor gula kristal putih (GKP) sebanyak 28.200 ton akan masuk pada minggu pertama Juni 2020. Ini merupakan sisa dari kuota impor GKP Bulog yang belum terealisasi.
"[Target masuk] Minggu pertama Juni 2020, karena kan di sana [India] masih lockdown, Nanti di minggu pertama Juni masih 28.200," ujar Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Tri Wahyudi Saleh dalan video conference, Senin (18/5).
Baca Juga: Bulog sudah salurkan beras ke 933.725 keluarga penerima manfaat bansos sembako
Untuk memenuhi kebutuhan gula, pemerintah telah menugaskan Bulog untuk mengimpor GKP sebanyak 50.000 ton. Sampai saat ini, Bulog sudah merealisasikan sebanyak 21.800 ton.
Tri mengatakan, gula tersebut didatangkan dari India. Dia mengakui, proses impor ini cukup cepat mengingat Bulog baru mendapatkan izin impor pada 7 April 2020. Apalagi, India mengalami lockdown dalam beberapa waktu terakhir.
"Kemarin kena lockdown, kami dapat izin impor tangga 7 April, tanggal 5 Mei masuk sudah super cepat," kata Tri.
Baca Juga: Kementan yakin realisasi asuransi usaha tani padi mencapai 1 juta hektare di 2020
Adapun, gula sebanyak 21.800 ton tersebut pun sudah didistribusikan ke berbagai wilayah untuk menambah stok yang ada.
Misalnya, ke DKI Jakarta, sedang ada pergerakan sebesar 8.800 ton menambah stok sebanyak 4.978 ton, ke Jawa Barat begerak 3.500 ton menambah stok yang sudah ada sebanyak 2.056 ton, ke Papua ada perherakan 1.000 ton untuk menambah stok sebanyak 523 ton, ke Sumatra Utara ada pererakan 1.000 ton untuk menambah stok sekitar 654 ton dan wilayah lainnya.
Tri juga menyebut, pihaknya sudah melakukan operasi gula sejak Jumat lalu, dimana gula tersebut dijual dalam bentuk curah ke pedagang dengan harga Rp 11.000 per kg. Diharapkan, dengan begitu harga gula bisa kembali stabil sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Nanti, pedagang atau distributor menjual ke konsumen setinggi-tingginya Rp 12.500 per kg, jadi ini sama di semua wilayah," katanya.
Tri mengatakan, stok gula yang dimiliki Bulog saat ini masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyrakat hingga lebaran. Namun, dia mengatakan, angka tersebut tergolong kecil untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, mengingat kebutuhan gula per bulan bisa mencapai 250.000 ton.
Baca Juga: Bulog harus bersaing dengan kementerian lain untuk mendapatkan beras
Karena itu, dia pun berharap, impor GKP yang dilakukan BUMN lain yakni RNI dan PPI segera terealisasi, mengingat keduanya pun mendapat kuota impor GKP masing-masing sebanyak 50.000 ton.
Dia juga berharap, pelaku usaha turut berpartisipasi dalam menyediakan gula kepada masyarakat.
"Pelaku usaha kan juga dapat kuota impor. Kami hanya menyumbangkan 21.800 ton, itu kecil sekali. Mari kita gelontorkan gula sebanyak-banyaknya untuk kebutuhan masyarakat," kata Tri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News