Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
Untuk komoditas emas, BUMI sudah memulai uji coba fasilitas produksi bijih emas di tambang Poboya, Palu, Sulawesi Tengah. “Usai uji coba ini, diharapkan ada peningkatan skala komersial di tahun depan,” kata Dileep
Bisnis produksi emas tersebut dilakukan oleh anak usaha BUMI, yakni PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Perusahaan ini juga memiliki anak usaha yaitu PT Citra Palu Minerals (CPM) yang mengelola tambang emas di Poboya.
Direktur Utama BRMS Suseno Kramadibrata dalam keterangan resminya mengkonfirmasi, perusahaan sudah melakukan uji coba fasilitas produksi di tambang emas Poboya pada 23 Januari lalu.
Di tahap pertama uji coba, BRMS dapat memproduksi 297 gram Dore Bullion. Berkat keberadaan fasilitas produksi tersebut, Suseno memproyeksikan, BRMS dapat memproduksi sekitar 100.000 ton bijih di tahun ini. Jumlah tersebut akan meningkat menjadi 180.000 ton bijih di tahun depan.
Baca Juga: Menelusuri perkembangan kinerja sejumlah produsen batubara raksasa
Dileep menambahkan, BUMI juga sedang mengembangkan proyek tambang seng di Dairi, Sumatera Utara. Tambang ini ditargetkan sudah mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2022 nanti. “Pendanaan proyek ini tersedia melalui kemitraan strategis,” ucapnya tanpa menyebut angka nilai investasi proyek Dairi.
Lebih lanjut, Dileep yakin diversifikasi bisnis non-batubara yang dilakukan BUMI akan mendatangkan manfaat besar bagi perusahaan di masa mendatang. Ia pun memperkirakan, dalam jangka menengah komposisi perbandingan pendapatan antara batubara dan non-batubara BUMI berada di kisaran 60:40.
Sekadar catatan, per kuartal tiga 2019 lalu, BUMI mencatatkan pendapatan berjumlah US$ 751,85 juta. Dari jumlah tersebut, US$ 748,39 juta di antaranya berasal dari penambangan dan penjualan batubara. Sedangkan US$ 3,46 juta pendapatan BUMI saat itu berasal dari sektor jasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News