Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.I D- JAKARTA. Emiten properti PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menuturkan bahwa setelah kedatangan perusahaan otomotif asal China BYD, perusahaan mencatat adanya permintaan lahan industri untuk sektor turunan otomotif.
Erlin Budiman Investor Relation SSIA menuturkan bahwa terdapat sektor industri turunan yang sudah masuk pipeline Perusahaan seperti sektor energi terbarukan, besi dan baja, elektronik, tekstil dan garmen, hingga alat berat (heavy machinery).
"Permintaan lahan industri dari sektor otomotif masih mendominasi permintaan," papar Erlin kepada Kontan, Selasa (21/1).
Baca Juga: Surya Semesta Internusa (SSIA) Targetkan Pendapatan Naik 8% di Tahun 2025
Asal tahu saja, BYD menjadi tenant terbesar pertama di kawasan Subang Smartpolitan yang dikelola oleh SSIA dengan menempati area lebih dari 108 hektar.
BYD akan mendirikan pabriknya di area Fase 2 Subang Smartpolitan, tepatnya di bagian utara kawasan. Lokasi strategis ini akan memudahkan akses ke dan dari pabrik, dengan pintu keluar tol utama dari Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) di KM 89 menuju Subang Smartpolitan yang akan segera hadir.
Kawasan industri yang terintegrasi dengan berbagai infrastruktur strategis nasional menjadi salah satu alasan BYD memilih Subang Smartpolitan sebagai destinasi investasinya. Seperti Jalan Tol Akses Patimban yang terhubung langsung dengan Pelabuhan Patimban, Bandara Internasional Kertajati, dan Tol Trans Jawa yang menghubungkan ke Ibu Kota Jakarta, Bandung dan kota-kota lain di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Adapun tahun ini, SSIA menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 8% untuk tahun 2025.
Sebagai gambaran, SSIA pada kuartal III 2024 membukukan pendapatan Rp 3,86 triliun. Melejit 27% dari episode sama tahun lalu sejumlah Rp3,02 triliun. Peningkatan itu didorong pendapatan konstruksi Rp 532,9 miliar, segmen properti Rp 262,3 miliar, dan perhotelan Rp 155 miliar.
"SSIA mencatatkan hasil operasional yang signifikan pada tahun 2024, dengan penjualan lahan pemasaran yang meningkat tajam sebesar 704% YoY, mencapai 162 hektare senilai Rp 2,002 miliar, atau naik sekitar 412% dibandingkan tahun sebelumnya," ucapnya.
Selanjutnya: Suku Bunga Acuan Turun, Rasio Kredit Macet KPR Berpeluang Membaik di 2025
Menarik Dibaca: Meningkatkan Kebahagiaan Suami dengan Tindakan Kecil, Ini Tips dari Moncer Coffee
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News