Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID -Â JAKARTA. PT Pertamina EP (PEP) membutuhkan cadangan minyak dan gas bumi (migas) baru di tengah bayang-bayang produksi yang diprediksi akan habis kurang dari 10 tahun ke depan.
Direktur Utama Pertamina EP, Nanang Abdul Manaf bilang pihaknya perlu melakukan kegiatan eksplorasi demi menemukan cadangan migas baru.
Baca Juga: Perlancar investasi, pemerintah buka akses data hulu migas
"Lifetime minyak tinggal 9,7 tahun, gas 7,8 tahun. Artinya kalau kami gak menemukan cadangan baru, maka umur kita produksinya tinggal 9,7 tahun lagi," jelas Nanang dalam agenda Rapat Dengar Pendapat Umum di DPR, Selasa (4/2).
Nanang melanjutkan, diperlukan diskusi seputar rencana eksplorasi demi menjaga produksi. Menurutnya, selama ini Pertamina EP tergolong agresif dalam melakukan eksplorasi dan pengembangan.
Pertamina EP mencatat, setiap tahunnya perusahaan menorehkan pendapatan rerata US$ 3,5 miliar. Kendati demikian, laju penurunan terus terjadi pada wilayah kerja Pertamina EP. Nanang menuturkan, penurunan secara tajam terjadi sejak 2012 silam yang menembus 26%.
Baca Juga: SKK Migas resmikan first cut steel pengembangan Lapangan Bukit Tua Petronas
Bahkan pada 2014 decline rate mencapai 37% dan diperparah kondisi harga minyak yang turun hingga US$ 30 per barel.
Masih menurut Nanang, kondisi produksi membaik pada tiga tahun belakangan. Adapun, sejumlah upaya yang dilakukan demi menahan laju penurunan yakni melalui pengeboran, sumur kerja ulang (work over), intervention dan partnership.
"Kontribusi Well-intervention cukup besar dalam mempertahankan produksi PEP kurun waktu 2017 dan pada 2018-2019 kontribusi bor, Work Over dan Well Intervention cukup besar," jelas Nanang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News