kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Cadangan minyak Indonesia hanya tersisa 12 tahun


Senin, 16 Desember 2013 / 19:53 WIB
Cadangan minyak Indonesia hanya tersisa 12 tahun
ILUSTRASI. Anak Usaha Martina Berto (MBTO) Mendapat Kontrak dari Perusahaan Multinasional


Reporter: Rr Dian Kusumo Hapsari | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Wakil Direktur Reforminer Institute Komaidi Notonegoro memprediksi, dalam waktu kurun 12 tahun Indonesia akan kehabisan cadangan minyak. Hal ini jika pemerintah tidak dapat menemukan cadangan minyak yang baru. Pasalnya, konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia terus meningkat.

"Cadangan minyak di Indonesia kian hari menipis akibat konsumsi BBM terus meningkat. Saat ini cadangan minyak kita hanya 3,7 miliar barel dan angka tersebut hanya 0,3% dari cadangan minyak global," tutur Komaidi Senin (16/12) saat menjadi pembicara dalam Pertamina Energy Outlook 2014 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta.

Komaidi mengungkapkan, apabila pemerintah tidak turut campur tangan mencari cadangan minyak baru, maka dalam waktu 12 tahun maka Indonesia tidak akan lagi memiliki sumber  minyak.

Komaidi sangat menyayangkan tindakan pemerintah yang sampai saat ini masih memberikan subsidi Bahan Bakar Minyak kepada masyarakat.

Padahal, produksi minyak di Indonesia saat ini hanya mampu memproduksi 830 ribu barrel per hari. Di sisi lain, Indonesia membutuhkan minyak 1,2 juta barrel per hari.

Hal itulah yang membuat Indonesia selalu mengalami defisit minyak dan mengharuskan melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Karena itu, kata Komaidi, untuk menanggulangi permasalahan konsumsi BBM, pemerintah harus mencari solusi yang matang. Hal ini agar ketergantungan Indonesia terhadap minyak impor bisa ditekan.

“Untuk mengatasi hal ini yang harus benar-benar diperhatikan itu tujuan yang utama entah short term atau long termnya harus dipikirkan masak-masak," pintanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×