Reporter: Petrus Dabu | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Pertamina akhirnya menjadi pemilik dua blok minyak dan gas (migas) yang dijual perusahaan migas asal Amerika Serikat, Hess Corporation. Pertama yaitu 75% hak partisipasi di Blok Pangkah dan yang kedua yaitu 23% hak partisipasi di Blok Natuna Sea A.
Akuisisi ini dilakukan Pertamina bersama dengan perusahaan migas asal Thailand, PTTEP. Kedua perusahaan ini berkolaborasi dengan membayar persentase sebesar 50:50 untuk total nilai transaksi sekitar US$ 1,3 miliar. Waktu penyelesaian transaksi ini akan dilaksanakan sesuai dengan beberapa syarat yang ditetapkan dalam share purchase agreement (SPA).
Blok Pangkah merupakan wilayah kerja yang terletak di bagian Timur Laut Jawa. Produksinya saat ini sekitar 7.000 barel per hari minyak/kondensat dan 33 juta kaki kubik per hari gas. Sementara itu total cadangan terbukti dan potensi cadangan (2P) diperkirakan sekitar 110 juta barel setara minyak. Dengan akuisisi ini maka Blok Pangkah secara otomatis akan dikelola bersama antara Pertamina dan PTTEP.
Adapun, Blok Natuna Sea A merupakan wilayah kerja gas yang terletak di Laut Natuna Barat, berdekatan dengan perbatasan antara Malaysia dan Indonesia. Produksi saat ini sekitar 145 MMscfd dari Lapangan Anoa, 75 MMscfd dari Gajah Baru dan 2.350 barel per hari minyak.
Total cadangan terbukti dan potensi cadangan (2P) diperkirakan sebesar 209 juta barel setara minyak. Adapun partner lain di Blok Natuna Sea A terdiri dari Premier Oil (operator), KUFPEC dan Petronas yang masing-masing menguasai hak partisipasi 28,67%, 33,33% dan 15%.
Ali Mundakir,VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) dalam siaran persnya mengatakan akuisisi Blok Pangkah dan Natuna Sea A sejalan dengan strategi pertumbuhan Pertamina untuk mengakuisisi lebih banyak asset berproduksi yang dapat memberikan tambahan produksi dan cadangan." Lebih dari itu, akuisisi ini juga akan terus memperkuat posisi Pertamina sebagai tulang punggung ketahanan energi nasional Indonesia," ujarnya, Senin (2/12).
Lebih lanjut, Ali mengatakan, Pertamina menargetkan untuk menjadi pemain hulu migas yang dominan di domestik pada 2015 dan memperluas ekspansi internasionalnya. Pada tahun 2025, produksi Pertamina diproyeksikan mencapai 2,2 juta barel setara minyak per hari yang akan berasal dari operasi domestik dan luar negeri dalam proporsi yang seimbang.
"Pertamina optimis bahwa kerjasama antara Pertamina dan PTTEP yang masing-masing memiliki pengalaman operasional yang kuat akan berkontribusi pada kesuksesan dalam pelaksanaan akuisisi ini," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News