Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Provinsi Aceh berpeluang mendapat sumber baru minyak dan gas (migas) dari Blok Singkil dan Blok Meulaboh di perairan pantai barat-selatan Aceh. Kepala Divisi Eksplorasi dan Eksploitasi Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) Ibnu Hafizh mengatakan, peluang sumber baru migas itu merupakan hasil dari Joint Study Assesstment (JSA).
JSA tersebut dilakukan Perusahaan migas asal Singapura, Conrad Petroleum dengan menggandeng Universitas Pembangunan Nasional Veteran dan Frontier Point Ltd dengan Universitas Trisakti.
Informasi itu dipaparkan dalam presentasi akhir studi bersama di Wilayah Kewenangan Aceh untuk Offshore South West Aceh (OSWA) Blok Singkil oleh Conrad Petroleum dan North West Aceh (ONWA) Blok Meulaboh oleh Frointier Point Ltd melalui video konferensi pada minggu lalu di hadapan Tim Penawaran Wilayah Kerja (WK) Migas Aceh.
Baca Juga: Begini strategi SKK Migas untuk capai target lifting migas tahun depan
Hafizh menyebut kabar tersebut merupakan bukti bahwa industri hulu migas di Aceh semakin menunjukkan tren positif. Minat dari perusahaan-perusahaan migas baik dari dalam maupun luar negeri cukup tinggi untuk berinvestasi di provinsi paling barat Indonesia ini.
Adapun dalam presentasi itu disebutkan bahwa Conrad Petroleum Ltd dan Frontier Point Ltd berminat melanjutkan hasil studi bersama ke penawaran langsung untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi di area tersebut.
Untuk itu, Conrad Petroleum Ltd dan Frontier Point Ltd diminta segera menyampaikan hasil studi dan keputusan atas tindak lanjut joint study tersebut kepada Direktur Jenderal Migas EDSM c/q Tim Penawaran WK Migas Aceh paling lambat selama 14 (empat belas) hari kerja sejak kegiatan presentasi dilakukan pada 26 Juni 2020 lalu.
"Pelaksanaan studi bersama dinyatakan telah selesai baik Conrad Petroleum Ltd maupun Frontier Point Ltd dan telah disampaikan pada presentasi akhir studi bersama mereka kepada Tim Penawaran Migas Aceh yang terdiri dari Pemerintah Pusat diwakili oleh Ditjen Migas, Pemerintah Aceh diwakili oleh Dinas ESDM Aceh, BPMA dan Civitas Akademik," jelas Hafidz dalam keterangan tertulis yang dirilis di Kementerian ESDM, Kamis (2/7).
Baca Juga: Sah! PLN borong gas dari Pertamina Grup, EMP Bentu, dan Kangean Energy
Total potensi di Blok Singkil dengan asumsi P50 adalah sebesar 296 miliar kaki kubik gas (BCF), sedangkan Blok Meulaboh memiliki potensi Minyak Bumi dengan asumsi P50 sebesar 192 juta barel minyak (MMBO) dan potensi gas dengan asumsi yang sama sebesar 1,1 triliun kaki kubik gas (TCF) yang ditangani oleh Frontier Point Ltd.
Berdasarkan hasil studi bersama tersebut, potensi hidrokarbon diyakini berada pada Wilayah Kerja Offshore South West Aceh (Blok Singkil) dengan luas area kerja sebesar 8200 km2 dan Offshore North West Aceh (Blok Meulaboh) seluas area 9200 km2, dengan resiko geologi rata - rata moderate to high risk khususnya di keberadaan source rock.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News