kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ceruk bisnis pengerukan masih menggairahkan


Kamis, 14 Oktober 2010 / 08:25 WIB
ILUSTRASI. Bursa Asia - Nikkei Jepang


Reporter: Indira Prana Ning Dyah |

JAKARTA. Pengusaha pengerukan di Indonesia bakal beraut wajah cerah. Tahun depan, Kementerian Perhubungan berencana membuka tender pengerukan di 29 titik pelabuhan di Indonesia.

Titik pengerukan akan diutamakan di daerah yang sering dilalui kapal. "Karena dana APBN untuk proyek ini terbatas," ujar Sunaryo, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Selasa (12/10).

Salah satu titik pengerukan berada di daerah Pontianak, Kalimantan Barat. Menurut Sunaryo, volume pengerukan di daerah ini sekitar 1 juta meter kubik (m3). "Kira-kira nilai proyeknya Rp 30 miliar," imbuhnya.

Pemain bisnis pengerukan yang sudah menyatakan minatnya adalah PT Pengerukan Indonesia (Rukindo). Perusahaan pengerukan pelat merah ini memang spesialis menyasar proyek-proyek pengerukan yang dibiayai APBN.

Masih menjanjikan

Menurut sumber KONTAN yang bekerja di perusahaan pengerukan swasta, tahun 2011 memang akan merupakan masa panen bagi pebisnis ini. Selain proyek-proyek pemerintah juga ada dari permintaan jasa dari kalangan swasta. "Tarif pekerjaan pengerukan US$ 1,5 per m3," kata sumber tersebut.

Di saat permintaan jasa pengerukan makin banyak, jumlah pemain di bisnis pengerukan masih sedikit. Saat ini, tercatat hanya ada 25 perusahaan saja.

Proyek pengerukan dari pemerintah, di antaranya pengerukan pelabuhan Tanjung Priok. "Selain itu, terbuka pula proyek pengerukan alur sungai jalur transportasi batubara di wilayah Kalimantan," ujar Sunaryo.

Selain jasa pengerukan, perusahaan jasa pengerukan juga menyediakan jasa penyewaan kapal keruk. Bahkan, bisnis penyewaan kapal keruk itu lebih menggiurkan.

Lihat saja pendapatan perusahaan pengerukan terbesar di Indonesia, PT Rukindo. Di semester I-2010, Rukindo menggarap beberapa proyek dari Pelindo dan beberapa proyek pemerintah. Saat ini, perusahaan yang berdiri sejak 27 tahun silam itu memiliki 11 kapal keruk jenis Hopper.

Pendapatan Rukindo selama semester I-2010 sebesar Rp 72, 06 miliar. Dari nilai itu, Rp 50,85 miliar berasal dari jasa penyewaan kapal keruk. "Selebihnya dari jasa pengerukan," ujar Rochainul, Kepala Komunikasi Publik Rukindo, Rabu (13/10).

Permintaan jasa reklamasi (pembuatan daratan) juga tinggi. Menurut sumber KONTAN, proyek reklamasi yang paling diincar adalah proyek reklamasi Kapuk Naga Indah di pantai utara Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×