Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
Oleh karenanya, IGAR tidak ingin melewatkan momentum pemulihan pasar yang ada. Menurut Antonius, IGAR akan terus berupaya mempertahankan dan menambah pangsa pasar pada sektor industri farmasi dan nonfarmasi.
Baca Juga: Kurs rupiah melemah, harga jual kemasan Champion Pacific Indonesia (IGAR) naik 7%
Caranya ialah dengan terus meningkatkan kualitas layanan dan produk kepada pembeli. Sementara peluang untuk menggaet pelanggan-pelanggan baru dirasa belum terbuka lebar mengingat belum adanya penambahan pabrik-pabrik farmasi baru di dalam negeri.
Untungnya, upaya mempertahankan dan menambah pangsa pasar telah membuahkan hasil. Antonius bilang, IGAR telah mengantongi sales contract baru dari beberapa pelanggan eksisting yang terdiri dari perusahaan-perusahaan besar di bidang farmasi.
Dengan adanya peluang ini, IGAR siap mengerek utilisasi produksi perusahaan hingga batas maksimum untuk memenuhi kenaikan permintaan bila diperlukan. Adapun saat utilisasi produksi IGAR berada di level 80%. Kapasitas terpasangnya bervariasi, bisa mencapai 1.200 item per bulan, bergantung jenis kemasan yang diproduksi.
“(Kenaikan utilisasinya) bisa sampai 20% lagi (dari tingkat utilisasi saat ini), bahan baku kami juga aman terus, ini yang membedakan kami dengan perusahaan lain,” kata Antonius.
Baca Juga: Champion Pacific Indonesia (IGAR) bidik pertumbuhan 15% tahun ini
Hingga tutup tahun nanti, IGAR membidik pertumbuhan penjualan sebesar 15,27% dengan total penjualan Rp 895 miliar rupiah. Sepanjang tahun 2019 lalu, penjualan neto IGAR tercatat sebesar Rp 776,54 miliar.
Secara terperinci, angka ini terdiri atas penjualan ke sektor farmasi sebesar Rp 672,64 miliar, dan non farmasi sebesar Rp 103,89 miliar.
Tahun ini, IGAR menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 41 miliar dari kas internal perusahaan. Alokasi penggunaannya diperuntukkan untuk meningkatkan efisiensi dan memodernisasi mesin-mesin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News