kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Champion Pacific (IGAR) berharap permintaan kemasan membaik di semester 2 tahun ini


Senin, 29 Juni 2020 / 19:36 WIB
Champion Pacific (IGAR) berharap permintaan kemasan membaik di semester 2 tahun ini
ILUSTRASI. PT Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR), produsen produk kemasan farmasi dan non-farmasi. Foto Dok IGAR


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Champion Pacific Indonesia Tbk berharap pasar kemasan bisa kembali menggeliat di paruh kedua tahun ini.  Dalam hal ini, datangnya era new normal atau tatanan kehidupan baru yang ditandai dengan relaksasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diharapkan bisa menstimulasi permintaan kemasan.

‘Angin segar’ new normal sendiri sudah mulai dirasakan oleh emiten kemasan berkode saham IGAR tersebut. Antonius Muhartoyo, Presiden Direktur PT Champion Pacific Indonesia Tbk mengatakan, pihaknya sudah mulai melihat adanya tanda-tanda pemulihan pasar.

“Ya kalau kami sih melihat sudah mulai ada tanda-tanda perbaikan ya, seperti order juga kelihatannya agak meningkat untuk bulan-bulan ke depan ini, tendensinya meningkat,” kata Antonius dalam acara paparan publik yang dihelat secara virtual pada Senin, (29/6).

Baca Juga: Ini penyebab kinerja semester I Champion Pacific Indonesia (IGAR) kurang maksimal

Sebagai gambaran, sebelumnya kinerja penjualan IGAR memang sempat terdampak oleh efek gulir pandemi corona (Covid-19) meski tidak signifikan. Permintaan kemasan pada beberapa sektor sempat mengalami penurunan.

Pada sektor farmasi misalnya, permintaan kemasan untuk obat ethical alias obat resep, obat over the counter atau obat bebas sempat menyusut.

Dugaan Antonius, hal ini disebabkan oleh menurunnya tingkat kunjungan pasien non-Covid-19 ke rumah sakit di tengah mewabahnya corona. Hal ini praktis akan mengurangi permintaan kemasan obat reguler karena kebutuhannya obatnya berkurang.

Di sisi lain, permintaan kemasan pada sektor makanan dan minuman (mamin) juga ikut susut. Maklum saja, permintaan produk-produk makanan yang biasa dikonsumsi pada acara-acara sosial (acara berkumpul) juga berkurang seiring berkurangnya aktivitas di luar rumah.

Alhasil, meski permintaan kemasan untuk produk-produk kesehatan seperti multivitamin masih baik, kinerja penjualan IGAR di sepanjang paruh pertama ini diperkirakan bakal melandai. Sebagian besar penjualannya masih berasal dari sektor farmasi yang porsi kontribusinya mencapai 95% dari total penjualan.

Oleh karenanya, IGAR tidak ingin melewatkan momentum pemulihan pasar yang ada. Menurut Antonius, IGAR akan terus berupaya mempertahankan dan menambah pangsa pasar pada sektor industri farmasi dan nonfarmasi.

Baca Juga: Kurs rupiah melemah, harga jual kemasan Champion Pacific Indonesia (IGAR) naik 7%

Caranya ialah dengan terus meningkatkan kualitas layanan dan produk kepada pembeli. Sementara peluang untuk menggaet pelanggan-pelanggan baru dirasa belum terbuka lebar mengingat belum adanya penambahan pabrik-pabrik farmasi baru di dalam negeri.

Untungnya, upaya mempertahankan dan menambah pangsa pasar telah membuahkan hasil. Antonius bilang, IGAR telah mengantongi sales contract baru dari beberapa pelanggan eksisting yang terdiri dari perusahaan-perusahaan besar di bidang farmasi.

Dengan adanya peluang ini, IGAR siap mengerek utilisasi produksi perusahaan hingga batas maksimum untuk memenuhi kenaikan permintaan bila diperlukan. Adapun saat utilisasi produksi IGAR berada di level 80%. Kapasitas terpasangnya bervariasi, bisa mencapai 1.200 item per bulan, bergantung jenis kemasan yang diproduksi.

“(Kenaikan utilisasinya) bisa sampai 20% lagi (dari tingkat utilisasi saat ini), bahan baku kami juga aman terus, ini yang membedakan kami dengan perusahaan lain,” kata Antonius.

Baca Juga: Champion Pacific Indonesia (IGAR) bidik pertumbuhan 15% tahun ini

Hingga tutup tahun nanti, IGAR membidik pertumbuhan penjualan sebesar 15,27% dengan total penjualan Rp 895 miliar rupiah. Sepanjang tahun 2019 lalu, penjualan neto IGAR tercatat sebesar Rp 776,54 miliar.

Secara terperinci, angka ini terdiri atas penjualan ke sektor farmasi sebesar Rp 672,64 miliar, dan non farmasi sebesar Rp 103,89 miliar.

Tahun ini, IGAR menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 41 miliar dari kas internal perusahaan. Alokasi penggunaannya diperuntukkan untuk meningkatkan efisiensi dan memodernisasi mesin-mesin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×