Reporter: Leni Wandira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - BANTEN. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) semakin memperkuat posisinya di industri petrokimia Asia Tenggara melalui langkah strategis akuisisi Shell Energy and Chemical Park (SECP) di Bukom dan Jurong, Singapura.
Akuisisi ini diproyeksikan menjadikan Chandra Asri sebagai perusahaan solusi kimia terbesar kelima di Asia Tenggara, dengan potensi peningkatan kapasitas produksi yang signifikan.
Direktur Chandra Asri, Edi Riva’i, menyebutkan bahwa akuisisi ini akan mendorong total kapasitas produksi Chandra Asri menjadi 8,5 juta ton per tahun, hampir dua kali lipat dari kapasitas saat ini sebesar 4,2 juta ton.
"Dengan tambahan kapasitas dari SECP, kami optimistis dapat mencatat pertumbuhan pendapatan hingga lima kali lipat pada 2024–2026," ungkap Edi saat ditemui di pabrik Chandra Asri di Banten, Senin (18/11).
Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) Perluas Bisnis Logistik, Targetkan 15 Kapal Baru pada 2025
Akuisisi ini tidak hanya memperluas kapasitas produksi tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional melalui integrasi antara unit produksi di Singapura dan fasilitas petrokimia di Cilegon, Banten.
"Ini langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku seperti etilen, propilen, dan nafta, karena kini kami dapat memanfaatkan pasokan dari SECP," ujar Edi.
Selain itu, akuisisi ini juga menciptakan nilai tambah melalui pengintegrasian sistem operasional, termasuk SDM, yang sebelumnya tersebar di berbagai negara. "Kami akan menarik seluruh operasional back-office SECP ke Indonesia, menciptakan ratusan lapangan kerja berkualitas tinggi di sektor teknologi, HR, dan IT," jelasnya.
Akuisisi ini mendukung visi besar Indonesia untuk memperkuat ketahanan energi dan industri kimia nasional. Edi menjelaskan bahwa SECP akan berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan domestik, khususnya untuk industri tekstil melalui produk Mono Ethylene Glycol (MEG) sebanyak 700 ribu ton per tahun.
"Dengan memproduksi bahan baku strategis ini, kami dapat menghidupkan kembali industri tekstil nasional yang selama ini terkendala oleh kekurangan pasokan," tambahnya.
Lebih jauh, langkah ini juga mendukung program hilirisasi pemerintah dengan mengurangi ketergantungan pada impor produk kimia dan BBM. "Melalui integrasi ini, kami berharap dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan domestik dan membantu pemerintah mengendalikan arus impor yang terus meningkat," kata Edi.
Dalam upaya menuju Net Zero Emission (NZE), Chandra Asri juga memanfaatkan potensi karbon kredit yang dimiliki oleh mitra strategisnya, seperti Barito Pacific. Selain itu, dukungan dari pemegang saham seperti Thai Oil dan Glencore akan memperkuat rantai pasok bahan baku, termasuk minyak mentah.
Chandra Asri menargetkan kapasitas produksi hingga 18 juta ton per tahun pada 2026 melalui pengembangan fasilitas baru, seperti Chandra Asri Alkali. Akuisisi SECP adalah langkah besar menuju tercapainya target tersebut.
Selain itu, akuisisi ini diprediksi akan menerima penambahan pendapatan per tahun sekitar US$ 8 miliar-US$ 10 miliar atau setara dengan Rp 128 triliun-Rp 200 triliun. perhitungan ini didapat berdasarkan pada pendapatan Shell Singapore dalam 5 tahun terakhir.
"Langkah ini tidak hanya memperluas skala bisnis kami tetapi juga menciptakan dampak positif bagi perekonomian Indonesia, mulai dari penciptaan lapangan kerja hingga transfer teknologi," pungkas Edi.
Selanjutnya: PHR Regional 1 Sumatera Kelola Sumur Idle Batch 2
Menarik Dibaca: Sukuk Tabungan ST013 Tawarkan Kupon 6,4%-6,5%, Bisa Dibeli hingga 8 Desember 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News