Reporter: Kenia Intan | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Cikarang Listrindo menunjukkan kinerja yang positif di tahun 2018. Tercatat permintaan listrik pelanggan di kawasan industri naik sebesar 4,8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara, penjualan bersih naik tipis 1,41% menjadi US$ 574 juta, dari US$ 566 juta.
Hanya saja untuk laba bersih, perusahaan dengan kode emiten POWR, mengalami penurunan 26,5%. Dari tahun 2017 sebesar US$ 107 juta, menjadi US$ 79 juta.
Direktur Keuangan PT Cikarang Listrindo Tbk Christanto Pranata menyebutkan, penurunan laba bersih ini terjadi karena depresiasi rupiah yang terjadi di tahun 2018. "Rupiah terdepresiasi 6,9% dibanding 2017," terangnya ketika ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Hotel Sheraton Gandaria, Selasa (16/4).
Di tahun 2018, terjadi peningkatan permintaan listrik sebesar 4,8% dibanding tahun 2017. Christanto melihat peningkatan ini terjadi seiring dengan pertumbuhan Gross Domestic Bruto (GDP) Indonesia yang juga naik sebesar 5,1%. Berkaca dari hal tersebut, pada tahun 2019 diprediksi terjadi peningkatan permintaan sekitar 5%.
Sementara untuk target pelanggan, perusahaan tidak dapat memberikan angka pastinya. PT Cikarang Listrindo lebih melihat pada besaran kwh yang diminta oleh konsumen. Diakui Chritanto, di tahun 2019 pihak developer sudah merencakan beberapa pelanggan, dan perusahaan mulai mempersiapkan infrastrukturnya.
Sebelumnya, perusahaan menargetkan penambahan 100 pelanggan sepanjang tahun 2018. Namun hingga akhir tahun, tercatat kenaikan yang terjadi hanya 60 pelanggan, dari sebelumnya 2.351 pelanggan menjadi 2.411 pelanggan.
Menanggapi hal ini, Christanto menyatakan hal ini diluar kendali perusahaan. "Sebab setiap kustomer memiliki waktu, mungkin juga ada yang menunggu pemilu ini," terangnya.
Christanto menambahkan beberapa kustomer yang ditargetkan di tahun 2018 menjadi justru menjadi kustomer ke tahun 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News