kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Citilink ingin tambah slot di Bandara Halim


Rabu, 03 Juni 2015 / 15:31 WIB
Citilink ingin tambah slot di Bandara Halim
ILUSTRASI. Harum Energy (HRUM) melihat prospek bisnis batubara pada tahun 2024 masih cukup positif.


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA.  PT Citilink Indonesia berniat menambah jumlah slot penerbangan dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Saat ini anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) itu telah memperoleh 20 slot penerbangan dalam satu hari.

“Saat ini slot kami 20 frekuensi sehari. Ingin nambah (slot). Jadi kota yang sudah ada (rute) kita ingin tambah frekuensinya. Sebanyak yang bisa kita peroleh,” kata Albert Burhan, President & CEO PT Citilink Indonesia ditemui usai rapat di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (3/6).

Menurut Albert, saat ini pihak maskapai dan bandara tengah membahas masalah penggunaan Bandara Halim Perdanakusuma. Sementara ini, baru Citilink dan Batik Air yang sudah beroperasi dari dan ke Bandara Halim Perdanakusuma.

“Nanti tinggal pengelola Bandara yang memutuskan. Apa mau menambah airlines yang lain, atau ada yang mau extra flight dari Halim. Tapi Citilink berniat terus menambahkan frekuensi di Halim,” jelas Albert.

Dia mengaku tidak tahu pasti berapa sisa slot yang ada di Bandara Halim Perdanakusuma. Namun dia memperkirakan kalaupun masih tersisa, maka slot yang ada hanya untuk penerbangan malam hari atau pagi hari. 

Sementara itu, Direktur Utama Garuda Arif Wibowo menegaskan, Citilink tetap harus beroperasi di Bandara Halim Perdanakusuma. Kendati demikian, Arif mempersilakan kepada maskapai lain jika ingin beroperasi di bandara tersebut.

“Slot komersial kan dulu siapa saja boleh beroperasi. Kebetulan Citilink yang pertama. Citilink hanya menjalankan kebijakan Kemenhub sebelumnya, bahwa kita harus beroperasi di Halim, waktu itu tanggal 10 Januari 2014,” kata Arif. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×