Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan jasa dan manajemen investasi Colliers menyampaikan beberapa sentimen yang dapat mempengaruhi perumahan Transit Oriented Development (TOD), serta prospek investasi TOD di DKI Jakarta. Hasil ini diterbitkan dalam Market Insights: Peluang Investasi Transit Oriented Development (TOD) di DKI Jakarta.
Colliers Indonesia Head of Advisory Services, Monica Koesnovagril mengatakan bahwa konsep Transit Oriented Development (TOD) telah diimplementasikan oleh beberapa area urban di Indonesia, termasuk DKI Jakarta.
"Ini menjadi salah satu solusi untuk mengurangi permasalahan transportasi yang kerap dihadapi akibat dari penggunaan kendaraan pribadi yang sangat tinggi. Untuk mengurangi hal tersebut, TOD menyediakan fasilitas perumahan, komersial, dan hiburan yang berdekatan dengan pusat transportasi, dengan harapan meningkatnya penggunaan transportasi umum," jelasnya dikutip dari keterangan resmi yang diterima Kontan, Jumat (3/2).
Baca Juga: Properti TOD Masih Diminati, Kinerja ADCP Naik Dua Digit
Colliers melanjutkan, bahwa penjualan perumahan tumbuh dengan stabil. Hal ini mengindikasikan bahwa permintaan terhadap rumah terus mengalami pertumbuhan. Untuk dapat menarik minat investor terhadap TOD, beberapa isu dibawah ini perlu untuk dijadikan sebagai sebuah bahan pertimbangan.
Pertama adalah, kemudahan terhadap perizinan dan pendampingan, peningkatan intensitas nilai bangunan atau nilai tanah, insentif berupa pengurangan nilai kewajiban daerah, kewajiban atau insentif bagi pengembang untuk mengembangkan perumahan bagi berbagai segmen pasar, tidak hanya bagi segmen pasar tertentu
Colliers menilai, perjalanan ke tempat kerja yang cukup memakan waktu membuat perumahan di pusat kota menjadi lebih menarik terutama bagi para pekerja muda (baik yang telah berkeluarga ataupun belum).
Namun tantangan yang mereka hadapi adalah tingginya harga rumah di pusat kota, yang disebabkan karena tingginya harga tanah. High-rise residential yang dekat dengan pusat transportasi massal (MRT, LRT, KRL, Commuter Line, kereta cepat) dapat menjadi sebuah solusi. Pembangunan properti berbasis konsep TOD dapat menjadi sebuah jawaban terhadap rendahnya permintaan unit apartemen saat ini.
Baca Juga: Adhi Commuter Properti Sebut Penjualan Hunian Vertikal TOD Bertumbuh 47%
"Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh Colliers, pekerja muda terutama bagi yang berada pada kisaran umur 30-35 tahun pada umumnya mencari rumah atau unit perumahan dengan harga berkisar antara 800 juta Rupiah hingga Rp1,5 miliar," ujarnya.
Monica menjelaskan, TOD adalah sebuah pembangunan mixed-use yang terdiri dari perkantoran, perumahan atau apartemen, ritel, hotel, dan lainnya. Namun, mempertimbangkan performa pasar properti saat ini, potensi terhadap permintaan, umumnya datang dari komponen perumahan yang difasilitasi oleh komponen ritel.
"Selain itu, perusahaan swasta dapat terlibat di proyek TOD dengan memanfaatkan aset milik pemerintah atau pemerintah daerah," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News