kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Corona mewabah, Sky Energy Indonesia (JSKY) cari siasat agar bisnisnya aman


Minggu, 29 Maret 2020 / 14:17 WIB
Corona mewabah, Sky Energy Indonesia (JSKY) cari siasat agar bisnisnya aman
ILUSTRASI. Investor berjalan dekat papan iklan panel surya milik PT Sky Energy Indonesia Tbk (Sky Energy) di Jakarta. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/20/02/2018


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) mencoba mencari cara agar kinerja bisnisnya tetap stabil di tengah tantangan pandemi Corona akhir-akhir ini. Dalam catatan Kontan.co.id, manajemen JSKY sempat menargetkan pendapatan sebesar Rp 1 triliun hingga pengujung tahun ini.

Chief Commercial Officer JSKY Kurniadi Widyanta menyebut, sentimen negatif berupa virus Corona yang terjadi saat ini kemungkinan besar berdampak pada menurunnya laju pencapaian target kinerja. Sebab, beberapa kebutuhan material produksi JSKY masih bergantung pada impor dari China.

Baca Juga: JSKY menyebut PLTS Karampuang di Sulbar bisa jadi contoh pengelolaan EBT di desa

Saat ini, belum tersedia penyuplai lokal untuk beberapa material yang diperlukan untuk memproduksi panel surya milik JSKY. Perusahaan ini berusaha melakukan pencarian bahan material ke beberapa penyuplai dari negara lain agar tidak terlalu bergantung pada China.

“Tentunya perlu pemikiran untuk berusaha mengedepankan produk dari lokal, sehingga penyediaan material yang masih diimpor bisa dikurangi,” ungkap dia, Kamis (26/3).

Terlepas dari itu, Kurniadi tetap optimistis target kinerja JSKY di tahun ini tetap tercapai. Perusahaan tersebut tetap mengupayakan penjualan panel surya ke pasar ekspor. Sejauh ini, salah satu pangsa ekspor terbesar JSKY adalah Amerika Serikat. JSKY juga mengekspor produknya ke Jepang dan beberapa negara di Eropa.

Kurniadi menjelaskan, saat ini pemenuhan pesanan produk ekspor yang sudah diterima masih terus diproses oleh JSKY. Kembali lagi, perusahaan mengalami kendala lantaran beberapa material yang dibutuhkan masih diimpor dari luar negeri. “Dengan kondisi saat ini, ada beberapa pesanan ekspor yang tertunda pengirimannya atau tidak sesuai target,” imbuh dia.

Baca Juga: JSKY dan Universitas Indonesia bangun PLTS Terapung Bifacial, begini penampakannya...

Lantas, JSKY berupaya untuk tetap mengejar pengiriman pesanan ekspor di samping mulai mencari potensi calon pelanggan baru. Selain ekspor, inovasi terhadap produk panel surya juga menjadi strategi yang akan dimaksimalkan JSKY sepanjang tahun ini. Namun, Kurniadi belum menjelaskan secara rinci strategi inovasi tersebut.

Tak ketinggalan, perusahaan ini akan tetap melakukan upaya efisiensi biaya guna menjaga tingkat daya saing. Sebagai catatan, JSKY belum merilis laporan keuangan di tahun ini. Per kuartal III-2019 lalu, pendapatan JSKY naik 7,35% (yoy) menjadi Rp 357,73 miliar. Sementara itu, laba bersih perusahaan tumbuh 24,84% (yoy) menjadi Rp 26,08 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×