Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah virus corona (Covid-19) menekan kinerja penjualan ritel mobil PT Astra Daihatsu Motor. Pada bulan Maret, penjualan mobil Daihatsu turun hingga 20% secara bulan dibandingkan pada bulan Februari.
Amelia Tjandra, selaku Corporate Planning & Communications Director PT Astra Daihatsu Motor menjelaskan hal ini terjadi seiring turunnya pasar mobil secara nasional yang juga turun sekitar 20% pada bulan Maret di tengah-tengah mewabahnya virus corona.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sebelumnya Daihatsu membukukan penjualan ritel sebanyak 13.658 unit di bulan Februari.
Baca Juga: Mobil bekas taksi seharga Rp 100 jutaan, bisa dapat Mobilio sampai Camry
Dus, menurut hitungan Kontan.co.id, dengan asumsi penurunan sebesar 20%, maka penjualan ritel Daihatsu tidak sampai 11.000 unit di bulan Maret 2020. Angka ini menurun drastis bila dibandingkan dengan penjualan ritel Daihatsu pada Maret tahun lalu yang mencapai 16.071 unit.
Amelia memperkirakan wabah corona masih akan menekan penjualan ritel otomotif di bulan April dengan imbas penurunan yang lebih dalam.
Menurut dugaan Amelia, perusahaan pembiayaan atawa leasing akan semakin memperketat pemberian persetujuan kredit baru seiring menurunnya kemampuan debitur membayar cicilan di tengah corona.
Hal ini pada gilirannya akan berdampak pada turunnya realisasi penjualan otomotif yang menggunakan skema kredit. Selain itu, masih banyak dampak turunan corona lainnya yang juga bisa menahan laju penjualan ritel otomotif.
“Samsat juga tidak buka, jadi tidak bisa membuat STNK,” tambah Amelia ketika dihubungi oleh Kontan.co.id pada Selasa (7/4).
Baca Juga: Daihatsu hadirkan layanan servis ke rumah
Di tengah kelesuan pasar otomotif, Daihatsu berharap masih bisa mempertahankan pangsa pasar sebesar 17% untuk penjualan ritel. Menurut Amelia, Daihatsu tidak menyiapkan strategi ataupun program khusus untuk mengejar target tersebut.
“Saat ini kami harus berusaha memenuhi harapan pelanggan saja dengan line up yang ada, tiak ada program-program khusus,” kata Amelia.
Produksi ikut turun
Saat ini, kegiatan produksi Daihatsu dilakukan dengan sistem kerja satu shit dengan waktu kerja yang lebih rendah dibanding biasanya. Hal ini dilakukan untuk merespon imbauan pemerintah untuk menerapkan physical distancing di tengah-tengah penyebaran virus corona (Covid-19).
Dengan adanya pemberlakuan sistem kerja ini, karyawan Daihatsu akan bekerja dua hari sekali dan bergantian tinggal di rumah secara bergantian dengan besaran gaji yang tetap alias tidak dikurangi.
Seiring dengan pemberlakuan ini, Amelia memperkirakan realisasi produksi Daihatsu bisa turun hingga lebih dari 40% dibanding realisasi produksi pada kondisi normal.
Baca Juga: Penjualan Astra Internasional anjlok 30% sejak pandemi corona menyebar di Indonesia
Adapun pada kondisi normal, Daihatsu mampu memproduksi hingga sebanyak 530.000 unit kendaraan dalam setahun.
Sementara ini, Amelia mengaku belum bisa memastikan hingga kapan sistem kerja 1 shift kan diberlakukan.
“Dari waktu ke waktu akan kami evaluasi, tidak bisa pastikan sampai kapan, setiap saat kami monitor perkembangan dan peraturan dari pemerintah,” tutur Amelia.
Terlepas dari adanya pengurangan jam operasi, Daihatsu memastikan akan tetap layanan purnajual melalui layanan servis ke rumah bernama Daihatsu Mobile Service (DMS).
Baca Juga: Dampak virus corona, Suzuki Indomobil setop produksi dua pekan
Dalam hal ini, pelanggan yang ingin mendapatkan layanan ini dapat menghubungi Daihatsu Access di 1-500-898, atau bengkel resmi Daihatsu terdekat.
Adapun layanan DMS yang ditawarkan meliputi perbaikan dan perawatan seperti ganti oli, ganti, aki, tune up, dan perbaikan berkala. Layanan ini dapat diperoleh di seluruh jaringan bengkel resmi Daihatsu di seluruh Indonesia yang memiliki armada DMS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News