kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.942.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.525   105,00   0,64%
  • IDX 6.790   -117,43   -1,70%
  • KOMPAS100 980   -16,71   -1,68%
  • LQ45 754   -10,91   -1,43%
  • ISSI 221   -4,21   -1,87%
  • IDX30 391   -6,47   -1,63%
  • IDXHIDIV20 458   -7,95   -1,71%
  • IDX80 110   -1,74   -1,55%
  • IDXV30 113   -1,85   -1,60%
  • IDXQ30 126   -2,14   -1,67%

Cuma kelas menengah bisa beli rumah di Serpong


Senin, 03 Agustus 2015 / 16:19 WIB
Cuma kelas menengah bisa beli rumah di Serpong


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

TANGERANG SELATAN. Rumah dengan rentang harga Rp 1 miliar hingga Rp 5 miliar tercatat paling laku dan banyak diburu konsumen di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, terutama di Serpong. Prinsipal Li Realty, Ali Hanafia, mengungkapkan hal itu kepada Kompas.com, Senin (3/8).

Menurut Ali, kawasan Tangsel sudah merupakan kota mandiri yang mampu menghidupi dirinya sendiri. Fasilitas dan infrastrukturnya sangat lengkap, terutama fasilitas yang menunjang kebutuhan warga. Sebut saja fasilitas pendidikan mulai kelompok bermain hingga perguruan tinggi, rumah sakit, tempat ibadah, pusat belanja, pusat olahraga, pergudangan, kawasan industri, hotel, pusat konvensi, hingga perkantoran. 

"Wajar bila rumah yang paling laris di kawasan Tangsel terutama Serpong adalah seharga Rp 1 miliar sampai Rp 5 miliar. Harga rumah itu dibanderol untuk ukuran menengah mulai dari 45/90 hingga 100/110," kata Ali.

Tingginya harga rumah, lanjut dia, karena permintaan yang terus menguat sehingga terjadi perubahan. Jika sebelumnya untuk tipe 45/90 dipatok senilai Rp 700 juta sampai Rp 800 juta, kini harganya menjadi Rp 1 miliar.

Perubahan harga yang demikian pesat ini tentu saja telah membentuk pasar dengan ceruk khusus. Seleksi alamiah pun terjadi. Hanya kelas menengah berpendapatan di atas Rp 15 juta-Rp 20 juta per bulan yang dapat membeli dan memiliki rumah di Serpong. Sementara itu, kelas menengah berpenghasilan di bawah itu mulai mengubah preferensinya ke arah Pamulang, Ciputat, Cisauk, bahkan Parung.

Akibatnya, banyak pengembang yang kemudian tak mau rugi untuk ikut juga mengakomodasi pasar kelas menengah tersebut dengan membangun apartemen murah, dan rumah berukuran kecil. Sebut saja Sinarmas Land Group yang melansir apartemen seharga di bawah Rp 300 juta dan PT Paramount Enterprise International yang memasarkan rumah serentang Rp 600 juta-Rp 1 miliar dengan ukuran tanah lebih mungil.

Terkait fenomena tersebut Ali berpendapat bahwa hal itu sebagai langkah tepat meraup pasar menengah sebagai pembeli rumah pertama yang ingin berdomisili di Serpong. Kendati demikian, meski harganya terjangkau, peluang untuk melesat tinggi sangat terbuka karena ceruk pasarnya demikian luas. (Hilda B Alexander)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×