kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gading Serpong bakal penuh apartemen dan kantor


Jumat, 20 Februari 2015 / 20:41 WIB
Gading Serpong bakal penuh apartemen dan kantor
ILUSTRASI. Suasana pelayanan transaksi nasabah di Hari Natal di Tokyo, Jepang, Jumat (25/12). Perbankan Tercatat Meraup Cuan Gede dari Pertumbuhan Transaksi Remitansi


Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Kepadatan penduduk, munculnya pusat pendidikan, serta pusat-pusat bisnis merupakan pertanda kemajuan pembangunan suatu kawasan. Ketiganya adalah nilai tambah bagi pengembang properti yang membuka kawasan dan mengembangkannya. 

"Developer itu harus menciptakan nilai tambah pada kawasan tempatnya membangun proyek. Tak cuma egois pada proyek propertinya saja, tapi benar-benar memikirkan nilai tambah pada kawasan itu, harus memberi dukungan bagi kemajuan kawasan itu," ujar Victor Irawan, Komisaris PT Prioritas Land Indonesia (PLI), terkait potensi bisnis apartemen di Gading Serpong, Tangerang, Jumat (20/2/2015).

Victor mengatakan, kawasan "Segitiga Emas" Gading Serpong yang terdiri dari Summarecon, Karawaci, dan BSD City terus diincar pengembang properti untuk mengembangkan apartemen dan kondotel. Di sisi lain, potensi bisnis apartemen dan hotel atau kondotel sangat tinggi untuk memenuhi kuatnya permintaan baik dari kalangan ekspatriat, terutama asal Jepang dan Korea Selatan, serta Eropa, atau kalangan domestik. 

"Kalau sudah begitu, dukungan lainnya adalah mempercepat perbaikan infrastruktur. Pengembang harus membuka diri untuk sektor lain, misalnya pendidikan, rumah sakit, perkantoran dan lain-lain. Kalau tidak, percuma saja membangun proyek properti. Dukungannya tidak ada," katanya. 

Victor mengaku tidak khawatir kawasan "segitiga emas" tersebut dikelilingi pengembang-pengembang kakap. Menurut dia, dengan semangat membangun kawasan, yang timbul bukan lagi persaingan, melainkan sinergi. Membangun kebutuhan jalan raya atau jalan tol, misalnya.  

"Saat ini Pemkab sudah mulai membebaskan tanah-tanah untuk kebutuhan jalan dari 12 meter sampai 26 meter. Itu akan terus dilakukan sampai ke arah Lippo. Artinya apa, pemerintah setempat juga melihat kemajuan dari segitiga emas ini punya potensi. Mereka kan juga butuh pemasukan dari pajak," kata Victor. 

Dua atau tiga tahun ke depan, lanjut dia, di Gading Serpong akan semakin ramai dengan pembangunan apartemen dan perkantoran. Ia mengakui, sejauh ini lahan di kawasan Gading Serpong baru terserap untuk pembangunan hunian, terutama landed house

"Baik itu rumah tapak atau apartemen, kawasan ini memang untuk home base. Kalau saat ini belum terserap untuk perkantoran," ujarnya. 

Tren SOHO 

Melihat perkembangan kawasan "Segitiga Emas" Gading Serpong tersebut, Victor mengakui bahwa potensi lain ke depan adalah pusat bisnis, perdagangan, dan perkantoran. Salah satu yang ditawarkan Prioritas Land sebagai pengembang di kawasan itu adalah konsep small office home office atau SOHO. 

Hal tersebut bahkan sudah dituturkan sebelumnya oleh Presiden Direktur PT Prioritas Land Indonesia (PLI) Marcellus Chandra, Kamis (12/2/2015) lalu. Prioritas melihat peluang dan kebutuhan tersebut sehingga memutuskan untuk menghadirkan puluhan unit SOHO yang dilego mulai Rp 600 juta hingga Rp 850 juta dengan luas 40 m2-80 m2. Lokasinya di lantai dasar Apartemen Majestic Point Serpong.

"Tapi, saat ini hanya tersisa 20 unit dari sebelumnya 32 unit sejak kami luncurkan beberapa waktu lalu," katanya.

"Kelebihannya, konsep SOHO ini kan bisa buka 24 jam. Artinya, pemiliknya tidak akan terganggu untuk menjalankan aktivitas bisnisnya," tambahnya.

Potensinya tidak main-main. Animo konsumen di Gading Serpong saat ini sudah didukung jalan tembus dari Bandara Soekarno-Hatta menuju ke TB Simatupang melewati Puri. Ini menjadikan kawasan tersebut cocok dijadikan sebagai penyangga ekonomi Jakarta. (Latief)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×