Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Sebagai pemain baru di bidang properti, PT Sutera Agung Properti cukup agresif dalam meluncurkan proyek-proyek terbarunya. Sejak Juni tahun lalu, perusahaan ini telah meluncurkan menara apartemen bertajuk Saumata di kawasan Alam Sutera, Serpong, Banten.
Direktur pemasaran Sutera Agung Properti, Boy Noviyandi mengatakan sejak diluncurkan pada 7 Juni 2014, apartemen Saumata telah laku lebih dari 80% dari seluruh unit yang ada.
Nilai dari penjualan tersebut mencapai sebesar Rp 600 miliar. Sementara itu, jika seluruh unit terjual maka nilai penjualan mencapai Rp 800 miliar. Harga unit apartemen Saumata ini sendiri dibandrol mulai dari Rp 27 juta per meter persegi. Rencananya, unit apartemen ini akan diserahterimakan pada akhir 2016 mendatang.
Saat ini, pihak Sutera Agung Properti pun telah siap meluncurkan satu menara apartemen yang menyasar kalangan atas (high end) bertajuk Saumata Suites yang terletak persis di samping apartemen Saumata. "Melihat respon dari masyarakat terhadap apartemen dari Saumata, maka kami pun meluncurkan Saumata Suites,"kata Boy pada Kamis (15/4).
Boy menjelaskan Saumata Suites ini merupakan menara apartemen setinggi 40 lantai yang terdiri dari 132 unit seluas 149,3 meter persegi (tiga kamar tidur) dan enam unit penthouse seluas 312,10 meter persegi. Harga apartemen ini sendiri dijual mulai dari Rp 28 juta, sedangkan bila dijual per unit dengan tipe ukuran 149,3 meter persegi dijual mulai dari Rp 4,9 miliar. Serah terima unit apartemen Saumata Suites ini akan dilakukan pada akhir tahun 2018.
Boy menyebut, nila penjualan dari apartemen Suites ini kurang lebih akan sama dengan apartemen Saumata. Ini berarti, jika apartemen Saumata Suite ini terjual seluruh unitnya, maka perusahaan akan mengantongi nilai penjualan hingga Rp 800 miliar. Perusahaan sendiri mengeluarkan dana investasi sebesar Rp 1,2 triliun untuk pembangunan dua menara apartemen tersebut. Dana tersebut pun diambil seluruhnya dari modal perusahaan dan hasil penjualan.
"Penjualan sebesar 80% saja sudah cukup untuk pembangunan, tidak perlu meminjam. Tetapi kami tetap menyiapkan standby loan dari salah satu bank di Singapura sebesar US$ 2 juta hingga US$ 5 juta. Sejauh ini dananya masih aman,"kata Boy.
Ke depannya, Sutera Agung Property pun telah menyiapkan satu proyek apartemen di kawasan Daan Mogot. Proyek apartemen ini berbeda dengan dua proyek apartemen di Alam Sutera yang menyasar kalangan atas. Proyek apartemen milik Sutera Agung lebih menyasar kalangan menengah ke bawah.
Boy bilang rencananya menara apartemen yang akan diberi nama City Gate 88 tersebut akan terdiri dari enam menara apartemen dengan berbagai tipe unit seperti tipe studi dan one bed room di atas lahan seluas 2,1 hektar. Total dana investasi enam menara apartemen tersebut mencapai Rp 1 triliun.
Dalam tahap pertama, perseroan akan meluncurkan satu menara apartemen di Daan Mogot pada Agustus atau September 2015 nanti. "Saat ini kami masih proses perizinan karena izinnya belum keluar,"katanya.
Sementara itu, untuk rencana akusisi lahan, Boy mengaku pihaknya masih belum memutuskan melakukan akusisi lahan biarpun berbagai perusahaan telah menawarkan lahan kepada Sutera Agung di wilayah Jakarta seperti lahan di kawasan TB simatupang seluas 3 hektar, Kalibata, dan MT. haryono. Perseroan sendiri saat ini telah memiliki lahan seluas 3,1 hektar yang terdiri dari 1 hektar di Alam Sutera seluas dan 2,1 hektar di kawasan Daan Mogot.
"Sudah banyak yang menawarkan lahannya. Sudah ada tiga sampai lima pengusaha yang mengajak kerjasama, namun kami belum memutuskan satupun,"ujarnya.
Sekedar catatan, biarpun saat ini Sutera Agung Properti merupakan pendatang baru di bidang properti, namun mayoritas para pendiri perusahaan ini merupakan orang-orang yang juga bergerak di bisnis properti. Boy bilang para pemegang saham Sutera Agung Properti terdiri dari lima orang, yaitu Tri Ramadi yang merupakan komisaris PT Alam Sutera Realty Tbk dan Ferdi Chamsi yang merupakan salah satu direktur di PT Bekasi Fajar Industrial Estate. Selain itu, ada juga nama Heryanto yang merupakan salah satu direktur di perusahaan jasa keuangan Reksadana, Kimilia Jaya Wiharja, dan Boy Noviyandi sendiri yang merupakan pengusaha di bidang bahan kimia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
