Reporter: Albertus M. Prestianta | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) siap menggarap tambang baru di wilayah Sumatera. BRMS melalui anak usahanya, PT Dairi Prima Mineral, baru saja mengantongi izin pinjam pakai kawasan hutan untuk penambangan seng, timbal, dan mineral ikutannya di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.
Sekadar catatan, BRMS merupakan pemegang saham mayoritas di Dairi Prima. Emiten saham ini memiliki 80% saham Dairi Prima.
Vice President Investor Relations BRMS Herwin W. Hidayat, menuturkan, izin tersebut didapat dari Kementerian Kehutanan pada 23 Juli 2012. "Kami segera memulai kegiatan eksploitasi, diperkirakan dapat berproduksi pada kuartal II atau kuartal IV 2014," ungkapnya kepada KONTAN, Rabu (25/7).
Herwin mengklaim, tambang milik DPM itu memiliki kadar kualitas deposit seng tertinggi di dunia, yaitu 11,5%, sementara kadar kualitas timah hitam sebesar 6,8%.
Herwin menambahkan, BRMS berencana menggunakan metode penambangan bawah tanah. Perusahaan ini juga membangun fasilitas penambangan di atas area seluas 53,11 hektare (ha).
Sebelumnya, pada November 2011, Dairi Prima telah mengantongi izin prinsip dari Kementerian Kehutanan untuk penambangan bawah tanah pada konsesi tambang yang sama. Izin tersebut akan berlaku selama delapan tahun, dan dapat diperpanjang.
Dairi Prima memiliki estimasi cadangan dan sumber daya sesuai standar Joint Ore Reserve Commitee (JORC) masing-masing sebesar 11 juta ton dan 25 juta ton bijih.
Kata Herwin, tambang ini akan memproduksi 1 juta ton bijih di tahun pertama. Setelah dilakukan pengolahan lebih lanjut, bijih mentah ini bisa menghasilkan 200.000 ton seng per tahun, dan 100.000 ton timbal per tahun.
Bidik ekspor
Herwin menyebut, BRMS akan memasarkan hasil produksi dari tambang Dairi Prima di pasar ekspor. "Negara tujuan ekspor antara lain China dan Jepang," paparnya. Namun demikian, Herwin belum bisa memproyeksikan kontribusi hasil tambang tersebut terhadap pendapatan total perusahaan.
Selain bersiap mengoperasikan pertambangan seng, BRMS ini juga berharap dapat segera menyelesaikan kegiatan pemboran eksplorasi di beberapa lokasi tambang emas dan tembaga di Sulawesi. Eksplorasi itu dilakukan anak usaha BRMS lainnya, yaitu PT Gorontalo Minerals, dan PT Citra Palu Minerals.
Herwin menyebut, estimasi nilai sumber daya berdasarkan standar JORC dari lokasi-lokasi tersebut diharapkan dapat segera diumumkan sebelum akhir tahun ini.
Sebagai informasi, selain Dairi Prima, BRMS juga memiliki saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT), produsen tembaga dan emas. BRMS juga memiliki saham PT Gorontalo Minerals (tembaga dan emas), PT Citra Palu Minerals (emas dan molybednum).
BRMS juga memiliki beberapa proyek di luar negeri, yaitu Mauritania Projects yang memproduksi bijih besi. Lalu, Konblo Bumi Inc di Liberia yang menghasilkan intan dan logam mulia.
Pada kuartal I-2012, kontribusi laba bersih dari NNT turun, karena penurunan produksi tembaga dan emas dari tambang Batu Hijau. Nah, setelah pengembangan fase 6 selesai akhir tahun ini, produksi NNT diharapkan naik signifikan di tahun 2013.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News