Reporter: Leni Wandira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin menjadi 6,25% pada April 2024 belum berdampak pada kinerja PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI). Utamanya saat perseroan melakukan aksi korporasi baru-baru ini.
Direktur Keuangan Midi Utama Indonesia, Suantopo Po, mengatakan bahwa emiten ritel pengelola Alfamidi ini telah melaksanakan aksi korporasi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sejak tahun 2023 dengan nilai Rp 1,2 Triliun.
Sebelumnya, MIDI melakukan rights issue kepada para pemegang saham sebanyak-banyaknya 4,61 miliar lembar saham baru atau 13,79% dari modal dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp10 per saham.
Baca Juga: Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) Guyur Investor Dividen Rp 1,19 Triliun
Dengan aksi korporasi tersebut, sisa modal kerja yang dibutuhkan MIDI untuk pengembangan usaha MIDI dan entitas anak sebesar Rp 30 Miliar.
"Tahun lalu kita sudah rights issue Rp 1,2 triliun, jadi dapat modal dari sana. Lalu, sisa dana sekitar Rp 30 miliar. Jadi pinjaman kita juga turun signifikan dari 1,57 triliun menjadi puluhan miliar saja," kata Suantopo saat ditemui usai acara public expose di Tangerang, Kamis (16/5).
Suantopo memastikan bahwa kenaikan BI Rate tidak berdampak pada penjualan anak bisnis MIDI. Karena itu, ia bilang sejauh ini belum ada kenaikan dari sisi harga barang dan lainnya.
Bahkan, beberapa waktu belakangan perseroan gencar mengadakan promosi-promosi dan diskon harga barang khususnya saat hari besar nasional.
Baca Juga: Strategi Midi Indonesia (MIDI) Atasi Parkir Liar
"Jadi dengan kenaikan BI rate tidak berpengaruh signifikan. Juga tahun ini secara praktis tidak ada kenaikan harga ya dari pabrikan. Bahkan banyak pabrikan juga menurunkan harga malah dan banyak melakukan promosi dan memotong diskon harga," ungkapnya.
Suantopo bahkan optimistis tren pertumbuhan ritel modern di segmen supermarket pada 2024 dapat terjaga dengan baik ditopang target pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga di angka 5%.
"Kita masih tetap optimis dengan tren industri ritel di tahun ini, apalagi target pertumbuhan ekonomi Indonesia masih disekitar 5% terjaga 5%," pungkasnya.
Baca Juga: Midi Utama Indonesia (MIDI) akan Tebar Deviden Rp 155,47 Miliar
Sebagai tambahan, kinerja perseroan MIDI dan entitas anak pada kuartal I-2024 tumbuh 18,65% dari Rp 4,04 triliun di 2023 menjadi Rp 4,79 triliun.
Selain itu, perseroan dan entitas anak membukukan laba periode berjalan konsolidasian kuartal pertama tahun 2024 sebesar Rp 158,57 miliar atau meningkat sebesar 34,94% dibandingkan periode yang sama sebesar Rp 117,51 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News