kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,20   0,55   0.06%
  • EMAS1.368.000 0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana Transisi Energi Rp 7,66 Triliun, Dua PLTU Siap Jalani Program Pensiun Dini


Kamis, 24 Agustus 2023 / 19:37 WIB
Dana Transisi Energi Rp 7,66 Triliun, Dua PLTU Siap Jalani Program Pensiun Dini
ILUSTRASI. Pemerintah memastikan besaran pembiayaan transisi energi telah mencapai Rp 7,66 triliun.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memastikan saat ini besaran Climate Investment Fund (CIF) atau pembiayaan transisi energi telah mencapai Rp 7,66 triliun.

Direktur PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Pradana Murti mengungkapkan, jumlah pendanaan tersebut merupakan komitmen yang diperoleh Pemerintah Indonesia melalui CIF.

Nantinya, pendanaan ini akan digunakan untuk membiayai sejumlah program seperti pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), eksplorasi opsi repuporsing pensiun dini PLTU hingga untuk mendukung upaya mitigasi dampak pada aspek sosial dan ekonomi.

Meski tak merinci, Pradana memastikan besaran dana tersebut terdiri dari nilai pinjaman konsesional maupun hibah yang mencakup technical assistance.

Secara khusus, saat ini baru ada dua PLTU yang dikaji mendalam untuk program pensiun dini PLTU.

Baca Juga: Resmi Dibuka, Berikut Sejumlah Agenda Pembahasan ASEAN Energy Business Forum

"Dalam jangka pendek, sejauh ini memang baru 2 PLTU batu bara ini yang sedang dikaji secara mendalam. Namun demikian pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM juga saat ini sedang menyusun peta jalan transisi energi untuk mengidentifikasi proyek-proyek PLTU lainnya yang berpotensi dipensiundinikan," kata Pradana kepada Kontan, Kamis (24/8).

Adapun, dua PLTU tersebut yakni PLTU Cirebon 1 dan PLTU Pelabuhan Ratu.

Pradana menambahkan, pendanaan transisi energi dapat menggunakan mekanisme yang sudah ada maupun dengan komtimen pendanaan lain seperti Just Energy Transition Partnership (JETP).

Menurutnya, komitmen pendanaan JETP yang mencapai US$ 20 miliar membutuhkan underlying proyek yang jelas agar dana komitmen tersebut dapat terutilisasi dengan optimal.

"Potensi sumber dana transisi energi bervariasi, mulai dari dana publik yakni dari Pemerintah, lalu lembaga multilateral, bilateral, filantrofi, donor, maupun pembiayaan komersial. Dan ini terus dieksplorasi," sambung Pradana.

Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyambut hangat ketersediaan dana CIF ini.

"Ini sangat baik apabila sudah ada pendanaannya. Dari yang sudah ada ini bisa diblend dengan sumber pendanaan lainnya," terang Dadan.

Baca Juga: Terkait Polusi Udara di Jakarta, PLTU Diminta Tidak Dikambing Hitamkan

Sementara itu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu mengungkapkan, saat ini pihaknya masih membahas daftar PLTU yang akan masuk program pensiun dini. Secara paralel, Kementerian ESDM juga masih membahas lebih lanjut  dokumen investasi dan kebijakan komprehensif atau comprehensive investment and policy plan (CIPP) Just Energy Transition Partnership (JETP).

"Masih dibahas, belum diputuskan," kata Jisman, Kamis (24/8).

Asal tahu saja, Peluncuran CIPP-JETP sejatinya direncanakan pada 16 Agustus 2023. Peluncuran ini dipastikan tertunda hingga akhir tahun 2023.

Alasan pemerintah, dokumen CIPP JETP hendak dikonsultasikan kepada publik terlebih dahulu serta dihitung ulang perencanaannya sebelum diluncurkan.

“Dua hal itu yang perlu waktu agar dokumennya semakin lengkap dan workable,” ujar Dadan pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×