Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten data center, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) merencanakan menambah kapasitas data center mencapai 120 megawatt (MW) tahun ini.
Taipan sekaligus Presiden Direktur DCII Toto Sugiri menyatakan saat ini pihaknya masih memiliki kapasitas data center dengan total 82 MW.
"Sampai akhir tahun ini akan menambah lagi sekitar 120 MW, sekarang kita masih ada 82 MW secara total," tuturnya saat ditemui di lokasi data center milik DCII, E1 yang berlokasi di Ariobimo Central, Jakarta Pusat, Kamis (21/3).
Baca Juga: Data Center Tier IV Milik DCI Telah Layani Pelanggan Lintas Industri
Ia melanjutkan, penambahan kapasitas ini tengah dilakukan seiring dengan pembangunan satu gedung baru di lokasi data center DCII di Cibitung. Adapun kapasitas yang ada di lokasi tersebut adalah sebesar 36 MW dan dikejar untuk selesai tahun ini.
Mengenai investasi yang dikeluarkan, Toto menyebutkan, biaya yang dikeluarkan rata-rata adalah sebesar US$8 juta sampai US$10 juta per MW.
"Rata-rata pembangunannya sebesar US$8 juta hingga US$ 10 juta per megawatt, gambaran tahun ini kira-kira segitu," paparnya lagi.
Asal tahu saja, DCII saat ini memiliki tiga titik data center. Gedung data center terbaru DCII di Jakarta, yakni E1, menjadi pusat data ketiga DCI setelah dua lokasi lainnya yang terletak di Cibitung dan Karawang.
Lebih lanjut, pria yang mendapat julukan Bill Gates Indonesia ini memandang bisnis data center dengan positif. Menurut dia, industri data center di Indonesia masih memiliki peluang yang sangat besar.
"Kebutuhan kapasitas data center yang dipakai di Indonesia diasumsikan 10 MW per kapita. Dengan asumsi tersebut, kita membutuhkan kapasitas data center 2.700 MW namun yang tersedia saat ini masih ada 200 MW. Kapasitas yang ada saat ini dan dengan demografi Indonesia yang luas, masih terlalu kecil sehingga data center yang ada dipakai dari Singapura atau membeli jaringan bandwith milik luar negeri. Mayoritas data center yang dipakai masih dari luar negeri," urainya.
Dengan pandangan tersebut, ia menilai Indonesia juga membutuhkan lahan dan listrik yang memadai untuk mendukung pertumbuhan infrastruktur data center. Tak hanya itu, Indonesia juga harus menghadirkan listrik hijau ke depannya.
"Hingga akhir tahun ini, dengan perkiraan total data center yang sedang dibangun oleh lokal dan asing di Indonesia, kapasitas data center bisa mencapai sekitar 400 MW di akhir tahun ini untuk seluruh industri," pungkasnya.
Ia menambahkan hingga kini total penggunanya mayoritas lokal dibandingkan luar negeri. Secara porsi 80% lokal dan sisanya tenant liar negeri.
Sebagai informasi, DCII mencatat peningkatan laba bersih di angka Rp514,2 miliar di 2023 atau naik 39,8% dari 2022 yang senilai Rp367,8 miliar.
DCII mencetak pendapatan Rp1,3 triliun sepanjang tahun 2023. Pendapatan ini meningkat 25,09% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,04 triliun. Sebagian besar pendapatan ini disumbang oleh jasa kolokasi sebesar Rp1,23 triliun pada 2023. Sementara itu, sisanya sebesar Rp71,2 miliar dikontribusi oleh pendapatan lain-lain.
pendapatan DCII didominasi oleh pelanggan pihak ketiga dengan jumlah sebesar Rp1,26 triliun. Adapun pendapatan dari pihak berelasi DCII adalah sebesar Rp43,7 miliar.
Dari sisi arus kas, DCII mencatatkan peningkatan penerimaan dari pelanggan sebesar Rp1,24 triliun sepanjang 2023, dengan kas dan setara kas di akhir tahun sebesar Rp403,8 miliar.
Dari sisi total aset, DCII mencatatkan peningkatan total aset menjadi Rp3,67 triliun pada 2023, dari Rp3,21 triliun pada 2022.
Total liabilitas DCII berkurang menjadi Rp1,46 triliun pada 2023, dari Rp1,63 triliun pada 2022. Adapun total ekuitas DCII di akhir 2023 mencapai Rp2,2 triliun, tumbuh dari 2022 sebesar Rp1,58 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News