kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Delta Dunia mengantongi kontrak anyar Rp 1 triliun


Selasa, 11 Agustus 2015 / 10:49 WIB
Delta Dunia mengantongi kontrak anyar Rp 1 triliun


Reporter: Anastasia Lilin Y | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. PT Delta Dunia Makmur Tbk kembali mendapatkan kontrak anyar melalui PT Bukit Makmur Mandiri Utama. Pekan lalu, perusahaan tersebut menekan kontrak Rp 1 triliun dengan PT Tadjahan Antang Mineral untuk pengerjaan pengupasan lapisan tanah penutup batubara (overburden), produksi batubara dan penyewaan alat.

Proses produksi akan dimulai kuartal IV-2015. Target kontrak yang berlaku hingga tiga tahun ke depan tersebut adalah menggarap 45 juta juta bank cubic metre (bcm) overburden dan memproduksi 8 juta ton batubara.

Kontrak itu menggenapi nilai kontrak anyar Delta Dunia tahun ini menjadi Rp 5 triliun. Sebelumnya, pada Juni 2015, perusahaan dengan kode saham DOID di Bursa Efek Indonesia tersebut telah meneken kontrak Rp 4 triliun dengan PT Sungai Danau Jaya.

Selanjutnya, Delta Dunia mengincar tiga kontrak anyar lain, yakni dua di Kalimantan dan satu di Sumatera. "Nilainya belum, masih dalam pembahasan bisa tahun ini, tapi bisa tahun depan," ujar Direktur PT Delta Dunia Makmur Tbk Errinto Pardede kepada KONTAN, Senin (10/8).

Yang pasti, Delta Dunia berharap bisa mencatatkan penggarapan 275 juta bcm overburden dan produksi 33 juta ton batubara. Perusahaan itu memperkirakan PT Berau Coal masih menjadi pelanggan terbesar dengan kontribusi 40%.

Sepanjang semester I-2015, Delta Dunia mencetak rugi bersih US$ 10,14 juta. Padahal periode yang sama tahun lalu US$ 11,33 juta. Manajemen DOID berdalih, penyebabnya kurs mata uang. "Kami lebih memperhatikan EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) dan margin 33% tahun ini," kata Errinto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×