kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Demi keadilan bagi masyarakat, sudah saatnya pemerintah menurunkan harga BBM


Jumat, 15 Mei 2020 / 17:34 WIB
Demi keadilan bagi masyarakat, sudah saatnya pemerintah menurunkan harga BBM
ILUSTRASI. Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) dari truk tangki di SPBU Pertamina, Jakarta Selatan, Senin (11/2). KONTAN/Baihaki


Reporter: Dimas Andi, Filemon Agung , Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah di pasar global diprediksi masih melemah, kendati negara anggota OPEC akan memangkas produksi 9,7 juta barel per hari. Alhasil, tak ada alasan bagi pemerintah untuk menahan penurunan harga bensin.

Sejumlah pihak meminta pemerintah segera menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) menyusul anjloknya harga minyak mentah dunia.  Sayang, pemerintah tidak melihat ada alasan kuat untuk menyesuaikan harga BBM, meski delapan negara tetangga sudah menurunkan harga bensin berkali-kali.

Baca Juga: Minus Indonesia, delapan negara ASEAN kompak memangkas harga BBM

Berdasarkan data globalpetrolprices.com, Malaysia, Myanmar, Vietnam, Kamboja, Filipina, Thailand, Laos dan Singapura sudah berkali-kali menurunkan harga BBM. Sementara Indonesia belum juga memotong harga BBM sejak Februari silam.

Mengutip data Kementerian ESDM yang merujuk data Global Petrol Price per 1 Mei 2020, harga bensin Ron 92 di Indonesia berada di kisaran Rp 9.000-Rp 9.125 per liter. Alhasil, harga bensin Ron 92 di Indonesia masih lebih mahal ketimbang sejumlah negara.

Misalnya, Vietnam yang menjual seharga Rp 7.146 per liter, Myanmar seharga Rp 3.143 per liter, dan Kamboja sebesar Rp 8.203 per liter. "Masih sama, belum ada perubahan," kata Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, kepada KONTAN, pekan lalu.

Baca Juga: Harga minyak dunia masih anjlok, BPH Migas minta harga BBM turun

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif buka-bukaan soal kondisi harga BBM yang tak kunjung mengalami penyesuaian hingga saat ini. Padahal harga minyak mentah terus turun di bawah level US$ 30 per barel.

"Pemerintah saat ini bersikap untuk tetap mempertahankan kebijakan harga. Harga jual eceran Mei masih akan tetap sama dengan harga April, " kata dia.

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menilai bahwa keputusan pemerintah kurang tepat dan cenderung tidak adil terhadap konsumen. Sebab, ketika harga minyak mentah dunia naik, pemerintah dengan segera mengerek naik harga BBM.

"Pada saat harga terpuruk turun, mereka (pemerintah) belum juga menurunkan harga BBM, terutama harga bahan bakar minyak non-subsidi," ungkap dia.

Baca Juga: Harga BBM tidak juga turun, KPPU mulai selidiki dugaan monopoli

Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa menilai, di tengah anjloknya harga minyak mentah, ada ruang penyesuaian harga BBM. "Ini agar penurunan harga bisa dirasakan masyarakat, sebagai keadilan bagi masyarakat," tegas dia.

Di sisi lain, Fanshurullah melihat, bisnis penyaluran BBM juga tertekan. Sebagai gambaran PT Pertamina menyalurkan 75% BBM di Indonesia. Namun selama masa pandemi Covid-19, penyaluran BBM merosot sekitar 34%, bahkan anjlok hingga 50% untuk Jakarta dan sekitarnya. Itu sebabnya, harga BBM masih di tahan.

Baca Juga: Pengamat: Strategic petroleum reserves di Indonesia penting untuk ketahanan energi

Vice President External Relations Shell Indonesia Rhea Sianipar mengakui kondisi saat ini menjadi tekanan bagi operasional perusahaan. "Tapi kami tetap berkomitmen untuk menyediakan harga BBM berkualitas tinggi bagi konsumen," jelas dia.

Marketing Manager PT Total Oil Indonesia, Magda Naibaho berujar, pihaknya tetap mengikuti formula yang ditetapkan pemerintah terkait harga BBM. "Kami belum memberikan promo khusus di tengah kondisi penurunan harga minyak dunia," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×