Reporter: Agung Hidayat | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selain mengejar target pertumbuhan pendapatan, PT Delta Djakarta Tbk berupaya keras menjaga biaya produksi. Maklum, produsen minuman beralkohol ini masih mengandalkan bahan baku impor seperti malt. Sementara kurs dollar Amerika Serikat (AS) kini sedang mahal.
Pada akhirnya, upaya Delta Djakarta mengendalikan biaya produksi bakal memengaruhi pencapaian kinerja bottom line kelak. "Tentu, perusahaan kami menjaga supaya biaya produksi tetap terkendali sambil terus fokus untuk meningkatkan penjualan dan profitnya," ujar Ronny Titiheruw, Direktur Pemasaran Delta Djakarta, kepada KONTAN, Jumat (12/10).
Mengintip catatan keuangan Delta Djakarta per 30 Juni 2018 lalu, penjualan bersih perusahaan yang berdiri 1985 ini masih tumbuh 7,38% year on year (yoy) menjadi Rp 389,49 miliar. Namun, beban pokok penjualan mereka naik lebih tinggi, hingga 12,79% yoy menjadi Rp 109,38 miliar.
Penyumbang terbesar beban pokok penjualan Delta Djakarta adalah bahan baku senilai Rp 67,32 miliar. Dua pemasok bahan baku terbesar bagi Delta Djakarta ialah Taiwan Hon Chuan dan Malteurop, dengan porsi pembelian masing-masing 11,82% dan 10,14% terhadap total pembelian di semester I-2018.
Adapun target Delta Djakarta sepanjang tahun ini masih sama. Perusahaan yang tercatat dengan kode saham DLTA di Bursa Efek Indonesia itu berharap, menorehkan pertumbuhan penjualan bersih 5%. Dengan realisasi penjualan bersih tahun lalu Rp 777,31 miliar, berarti target penjualan bersih tahun ini setara dengan Rp 816,18 miliar.
Manajemen Delta Djakarta mengaku, kinerja hingga September lalu masih sejalan dengan target. Hanya, mereka belum bersedia mengungkapkan nilai capaiannya.
Yang terang, Delta Djakarta masih mengandalkan pasar dalam negeri. "Untuk pasar ekspor, kami tetap coba tingkatkan tetapi fokus perusahaan masih tetap ke pasar domestik," tutur Ronny.
Kembali menengok catatan keuangan per 30 Juni 2018, nilai penjualan domestik sebelum dikurangi potongan penjualan Delta Djakarta mencapai Rp 870,45 miliar. Sementara penjualan ekspor hanya Rp 1,69 miliar.
Seperti diketahui, Delta Djakarta memproduksi aneka minuman mengandung alkohol, seperti Anker Beer, San Miguel Pale Pilsen, Carlsberg, Cerveza Negra, dan Kuda Putih. Mereka mengoperasikan pabrik berkapasitas 1,1 juta hektoliter per tahun.
Sepanjang tahun ini, Delta Djakarta menyediakan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 30,5 miliar. Dana tersebut untuk mendukung operasional produksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News