Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Maskapai full services Batik Air melakukan penambahan jumlah pesawat sebanyak 14 unit sepanjang 2016 ini. Direktur Utama Batik Air Achmad Luthfie menuturkan, penambahan jumlah armada tersebut guna memenuhi kebutuhan penambahan rute yang akan dilakukan perseroan.
Menurut Luthfie, jenis pesawat yang akan didatangkan sepanjang tahun 2016 ini merupakan jenis Airbus 320. Konfigurasi penumpang jenis pesawat ini adalah 12 penumpang kelas bisnis dan 144 kelas ekonomi.
“Pesawat mulai datang bulan Februari mendatang sebanyak dua unit begitu selanjutnya,” katanya, Senin (4/1).
Lebih lanjut Luthfie menambahkan, penambahan rute baru terkait pengadaan pesawat baru ini diantaranya adalah untuk destinasi Jakarta – Medan, Jakarta – Padang dan juga Jakarta – Manado. Selain terdapat penambahan rute baru, Batik Air juga melakukan penambahan frekuensi penerbangan.
Beberapa rute yang mengalami penambahan frekuensi penerbangan diantaranya adalah Jakarta – Sorong dan Jakarta – Danau Toba (dia bilang Danau Toba bukan Sumatera Utara). “Penambahan frekuensi penerbangan ini lebih dari satu kali dan banyaknya tergantung masing-masing situasi,” ujarnya.
Luthfie menjelaskan, paket kebijakan ekonomi tahap VIII yang dikeluarkan oleh Pemerintah berupa pembebasan bea suku cadang pesawat, akan turut mendongkrak laju bisnis maskapai sepanjang tahun 2016 ini. Oleh karena itu perseroan optimis bahwa bisnis penerbangan pada 2016 akan cukup prospektif.
“Karena Indonesia adalah negara kepulauan dan sarana transportasi yang cepat adalah pesawat udara,” ucapnya.
Atas alasan tersebut, perseroan optimis bahwa laba Batik Air sepanjang 2015 dapat tumbuh 100%. Hal ini lantaran penambahan jumlah pesawat pada 2015 dibanding 2014 mencapai dua kali lipatnya.
Per Desember 2015 jumlah armada pesawat Batik Air mencapai 33 unit. Dengan penambahan sebanyak 14 pesawat maka akhir tahun 2016 perseroan memiliki 47 unit pesawat.
“Dengan penambahan jumlah pesawat sepanjang 2016 maka asumsi kami laba Batik Air sepanjang tahun bisa bertambah sepertiganya. Karena penambahan jumlah armada mencapai sepertiga dari yang telah dimiliki. Kami pun berasumsi pendapatan kami akan meningkat sepertiga dari tahun 2015,” ungkapnya.
Pendongkrak pendapatan salah satunya berasal dari libur akhir tahun. Menurut Luthfie, jumlah penumpang pada libur akhir tahun tumbuh 10%-15% dibandingkan hari biasa. Jika pada hari biasa jumlah penumpang pesawat mencapai 80% dari total kapasitas, maka pada libur akhir tahun jumlah penumpang hampir 100%.
“Semua destinasi baik domestik untuk Indonesia bagian timur maupun bagian barat dan destinasi internasional menjadi primadona untuk libur akhir tahun. Terutama destinasi Singapura, Jogjakarta dan juga Manado. Itu memang rute-rute liburan dan juga mudik,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News